REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di Indonesia, perusahaan-perusahaan berkapitalisasi pasar besar setara perusahaan negara (BUMN) masih sulit melakukan IPO. Manajemen BEI bahkan mempertanyakan mengapa pemerintah terlau sulit melepas sahamnya ke publik.
"Selama 21 tahun terakhir, hanya 18 BUMN yang berhasil menggelar IPO," kata Direktur Utama BEI, Ito Warsito, dijumpai di gedung BEI Jakarta beberapa waktu lalu.
Artinya, kata dia, target satu perusahaan BUMN menggelar IPO per tahun pun sebetulnya tak tercapai. Ito mempertanyakan dukungan pemerintah yang sesungguhnya untuk mendorong pergerakan roda perekonomian di Indonesia. "Apakah perusahaan BUMN takut transparan?" ujarnya.
Seperti diketahui, indeks harga saham gabungan (IHSG) menjadi salah satu indikator membaiknya perekonomian nasional. Banyak manfaat yang diperoleh perusahaan jika melakukan IPO. Di antaranya, publik (masyarakat) dapat menjadi pemilik saham. Perusahaan yang bersangkutan bisa memperoleh dana segar untuk mengembangkan usahanya. Ekspansi usaha lebih banyak tentunya membuka peluang munculnya lapangan pekerjaan.