REPUBLIKA.CO.ID, BRIJUNI, KROASIA -- Sekjen PBB Ban Ki-moon Sabtu mengatakan, akan mengirim satu utusan ke Suriah untuk meninjau situasi dimana pertempuran antara pasukan pemerintah Suriah dan kelompok oposisi untuk menguasai negara itu terus terjadi.
"Saya mengirim Wakil Sekjen bagi Operasi Perdamaian (Herve Ladsous) ke Suriah untuk menilai situasi serta penasihat penting militer PBB untuk memimpin Misi Pengawasan PBB di Suriah (UNSMIS) dalam tahap krisis ini," kata Ban setelah bertemu dengan pejabat penting Kroasia di daerah wisata Adriatik, Brijuni.
Pernyataan Ban itu diucapkan sehari setelah Dewan Keamanan PBB menyetujui perpanjangan 30 hari bagi satu misi pemantau tidak bersenjata UNSMIS, satu-satunya misi militer internasional di negara itu, setelah satu hari sebelumnya Rusia dan Cina menggunakan hak veto mereka terhadap satu resolusi yang akan memberlakukan sanksi-sanksi lebih jauh terhadap pemerintah Presiden Bashar al-Assad.
"Keputusan bulat kemarin mengenai Resolusi 2051 adalah satu tanda yang konstruktif," kata Ban.
Ban menyeru Dewan Keamanan PBB "melipat gandakan usaha-usaha memperkuat tindakan bersama dan memikul tanggung jawab bersama".
"Pemerintah Suriah gagal melindungi para warga sipil dan masyarakat internasional memiliki tanggung jawab bersama untuk melaksanakan Piagam PBB dan bertindak berdasarkan prinsip-prinsipnya," kata Ban.