Ahad 22 Jul 2012 23:25 WIB

Pranab Mukherjee Terpilih Jadi Presiden India

Pranab Mukherjee
Foto: REUTERS
Pranab Mukherjee

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI - Mantan menteri keuangan Pranab Mukherjee terpilih menjadi Presiden India pada Ahad (22/7) setelah suara anggota parlemen pusat dan negara bagian dihitung dalam pemilihan untuk jabatan terutama bersifat upacara itu.

Kantor berita PTI mengumumkan Mukherjee (76 tahun) sebagai pemenang setelah ia mengumpulkan lebih dari separuh dari jumlah suara dewan pemilihan dalam penghitungan pada Ahad.

Ia dengan mudah mengalahkan pesaingan tunggalnya PA Sangma (64 tahun), mantan ketua majelis rendah, yang didukung partai lawan utama Bharatiya Janata (BJP).

Presiden India, yang tinggal di istana berkamar 340 di New Delhi, yang dibangun untuk raja muda Inggris dalam pemerintahan jajahan, dipilih oleh anggota parlemen dari kedua kamar parlemen dan majelis negara bagian.

Menurut undang-undang dasar, perdana menteri menyandang sebagian besar kekuasaan eksekutif, tapi presiden dapat memainkan peran membimbing dalam pembentukan pemerintah.

Beberapa pengulas percaya bahwa Mukherjee, tokoh kawakan dari partai berkuasa Kongres, dapat mengambil pendekatan lebih giat untuk jabatan itu daripada pendahulunya saat India berjuang dengan kebuntuan parlemen dan pertumbuhan lambat ekonomi.

Kepemimpinan Mukherjee dihormati semua partai, tapi kinerjanya sebagai menteri keuangan sempat menuai kritik karena dianggap gagal mendorong perubahan untuk lebih meliberalkan ekonomi India.

Kekeluarannya dari kementerian itu meningkatkan harapan pemodal bahwa Perdana Menteri Manmohan Singh, yang mengambil alih jabatan keuangan tersebut, bisa memulai gerakan lama ditunggu, seperti, membuka bidang eceran untuk modal asing.

Mukherjee akan resmi dilantik pada Rabu, mengambil alih untuk lima tahun jabatan dari Pratibha Patil, wanita presiden pertama India, demikian dilaporkan kantor berita AFP.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement