REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA---Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Yogyakarta masih menemukan makanan mengandung bahan makanan berbahaya seperti boraks dan rhodamin saat melakukan sidak di Pasar Sentul Yogyakarta, Senin.
"Ada beberapa jenis makanan yang diketahui positif mengandung tambahan bahan makanan berbahaya dari hasil inspeksi mendadak (sidak) kali ini," kata Kepala Seksi Layanan Konsumen Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Yogyakarta Dwi Fitri Hatmoko di Yogyakarta, Senin.
Bahan makanan yang diketahui positif mengandung boraks adalah mi basah kuning, sedangkan makanan yang mengandung rhodamin adalah kerupuk mentah, cendol dan lanting yang semuanya berwarna merah menyala.
Saat melakukan sidak di pasar tradisional tersebut, BBPOM membawa mobil laboratorium keliling untuk melakukan pengujian terhadap sampel makanan yang dicurigai mengandung tambahan bahan makanan berbahaya.
"Kami juga mencurigai bakso daging yang dijual di pasar. Tetapi setelah dilakukan pengujian, hasilnya negatif dari boraks atau bahan berbahaya lain," katanya.
Seluruh makanan yang telah terbukti positif mengandung tambahan bahan makanan berbahaya tersebut kemudian disita dan dimusnahkan. "Pedagangnya diberi pembinaan dan pengarahan agar tidak lagi menjual makanan yang mengandung zat makanan berbahaya," katanya.
Rhodamin dan boraks tersebut apabila dikonsumsi dalam waktu lama bisa menyebabkan berbagai penyakit, seperti kanker dan gangguan fungsi hati. Sebelum memasuki bulan puasa, BBPOM Yogyakarta melakukan intensifikasi pengawasan makanan yang dilakukan di berbagai tempat mulai dari pasar tradisional, swalayan, toko, stasiun, terminal hingga ke pengawasan parcel.
"Untuk kegiatan kali ini, sasarannya memang baru pasar tradisional di Kota Yogyakarta. Ada empat tim yang kami terjunkan untuk melakukan pengawasan," katanya.
BBPOM Yogyakarta juga berencana memberikan edukasi ke siswa SD dengan tujuan agar anak-anak bisa mengenali makanan yang sehat. "Makanan yang tidak memenuhi syarat kesehatan biasanya ditemukan di warung, toko-toko kecil atau pasar tradisional. Toko yang sudah memiliki manajemen baik, biasanya sudah bisa meminimalisasi makanan yang tidak layak konsumsi," katanya.
Setiap tahun, lanjut Hatmoko, jumlah toko yang menjual bahan makanan dengan tambahan makanan berbahaya mengalami fluktuasi, karena ada banyak faktor yang mempengaruhi.
"Selama masih ada penjual yang menjual makanan dengan tambahan makanan berbahaya, maka kami akan terus melakukan pengawasan," katanya.