REPUBLIKA.CO.ID, Karakter Joker membawa pengaruh bagi sejumlah orang. Salah satunya adalah James Holmes, pelaku penembakan yang menewaskan 12 orang saat pemutaran film The Dark Knight Rises Jumat lalu.
James beranggapan dirinya adalah Joker hingga berani melakukan tindakan yang juga melukai lebih dari 50 orang.
Pengaruh karakter Joker juga sebelumnya terjadi pada Heath Ledger, aktor yang memerankan Joker pada film The Dark Knight 2008 silam.
Begitu menghayatinya Ledger, sampai-sampai membuat sifat dan karakter Joker terbawa dalam keseharian Ledger. Untuk mengatasinya, Ledger menenggak sejumlah obat penghilang rasa sakit, obat tidur, obat penenang, dan beberapa obat resep dokter secara bersamaan hingga membuatnya over dosis dan tewas pada 22 Januari 2008.
Joker sendiri adalah karakter fiksi yang diciptakan oleh Jerry Robinson, Bill Finger dan Bob Kane dan pertama kali tampil dalam komik pada tahun 1940. Joker adalah salah satu dari sekian banyak musuh Batman.
Meski tidak memiliki kekuatan super apapun, Joker adalah salah satu musuh Batman paling bahaya. Melakukan kejahatan adalah hal yang menyenangkan baginya. Dan lebih parah lagi, Joker melakukan kejahatannya demi kesenangan.
Lalu pertanyaannya kini, apakah Joker patut disalahkan? Apakah Heath Ledger juga patut disalahkan karena berhasil membuat karakter Joker begitu nyata?
Ayah dari Heath Ledger, Kim Ledger menanggapi hal itu. "Kita tidak bisa menyalahkan Heath atau karakter Joker," ungkap Kim.
"Joker adalah karakter fiktif. Saya tidak tahu ada apa sebenarnya dengan karakter itu," lanjutnya.
Terkait dengan pernyataan yang menyatakan James terinspirasi menjadi Joker setelah melihat akting Heath Ledger, Kim enggan menanggapinya.
Ia mengatakan lebih khawatir pada korban dan keluarga penembakan.
"Saya pikir itu hanya sedikit mengganggu pikiranku, saya lebih khawatir tentang keluarga dan orang lain yang terlibat dalam tragedi itu," katanya.
Namun Kim menyatakan bahwa kejadian di hari Jumat lalu sebagai tragedi yang mengerikan.
"Ini sangat mengerikan. Saya pikir Amerika harus membatasi ketersediaan amunisi dan meninjau ulang undang-undang senjata mereka. Itulah yang harus mereka lakukan," ungkapnya.