Kamis 26 Jul 2012 07:00 WIB

Bolehkah Mewakafkan Seluruh Harta

wakaf warisan/ilustrasi
Foto: TWI
wakaf warisan/ilustrasi

Pertanyaan :

Orang tua saya sekarang sudah berusia 70 tahun. Mereka mempunyai 3 orang anak, 1 laki-laki dan 2 orang perempuan. Beliau berniat menulis wasiat kalau nanti meninggal maka akan mewakafkan seluruh hartanya untuk sebuah yayasan tanpa meninggalkan sedikitpun warisan untuk kami. 

Kami memahami niat baik orang tua kami tersebut, tetapi sebagai seorang anak bukankah saya mempunyai hak untuk mendapatkan warisan? Bolehkah/benarkah cara orang tua kami tersebut? Terima kasih.

 

Jawaban :

Niat dari orang tua saudara sebenarnya sangat mulia karena ingin berwakaf untuk ummat dengan hartanya, mungkin karena sangat bermanfaat dalam beramal sholeh sehingga melupakan hak dari putra-putrinya atau memang mungkin orang tua Saudara belum mengetahui dengan baik hukum waris dan wasiat. 

Saya yakin dengan komunikasi yang baik orang tua Saudara akan memahami dan bersedia  niatnya tersebut, karena di dalam Islam terdapat batasan dalam memberikan wasiat yaitu maksimal 1/3 dari hartanya, karena kalau lebih dari 1/3 maka akan merugikan pihak lain yang berhak atas hak waris tersebut kecuali bila ahli waris mengizinkan maka hal tidak menjadi masalah. 

Hal ini disandarkan pada sebuah riwayat yang disampaikan oleh Sa'd bin Abi Waqash. Suatu saat Sa'd bin Abi Waqash meminta izin kepada Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam untuk mewasiatkan dua pertiga hartanya, Beliau berkata, "Tidak boleh." Lalu Sa'd berkata lagi, "Kalau begitu sepertiganya." Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, "Sepertiganya. Sepertiga itu cukup banyak. Sesungguhnya jika engkau meninggalkan para ahli warismu dalam keadaan kaya (cukup) itu lebih baik daripada engkau meninggalkan mereka dalam keadaan miskin sehingga meminta-minta kepada orang lain."

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement