Selasa 24 Jul 2012 13:30 WIB

Muslim Colorado Hadiri Hari Berkabung 'Tragedi Batman'

Rep: Agung Sasongko/ Red: Didi Purwadi
Petugas Polisi Aurora, Denver, menanyai saksi mata dalam insiden penembakan di gedung bioskop yang tengah memutar film terbaru Batman. Sejumlah 12 orang dinyatakan tewas dalam peristiwa tersebut.
Foto: AP
Petugas Polisi Aurora, Denver, menanyai saksi mata dalam insiden penembakan di gedung bioskop yang tengah memutar film terbaru Batman. Sejumlah 12 orang dinyatakan tewas dalam peristiwa tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, AURORA -- Komunitas Muslim Colorado tidak berpaling muka saat mendengar tragedi penembakan saat pemutaran film perdana "Batman The Dark Knight Rises" di sebuah bioskop di Colorado. Mereka datang menghadiri hari berkambung yang dikuti ribuan warga Aurora pada Senin (23/7) kemarin.

Ashraf Azeem, dokter anak setempat, hadir dalama acara itu. Dia mengatakan umat Islam adalah bagian dari komunitas ini. "Aurora adalah rumah kita," kata dia seperti dikutip reuters.com, Selasa (24/7).

Azeem yang datang bersama Muslim lainnya mengungkapkan umat Islam turut berduka atas tragedi penembakan itu. Menurutnya, selama pelaksanaan hari berkabung, pelayat muslim diterima sangat baik.

"Untuk pertama kali, kami merasa seperti bagian dari komunitas ini," kata Azeem yang sudah menetap di Aurora selama 25 tahun.

Ribuan warga AS berkumpul di sebuah taman luas di Aurora City untuk memberikan penghormatan kepada korban tewas dan luka-luka. Gubernur Colorado, John Hickenlooper, yang juga hadir mengatakan setiap korban akan selalu dikenang. Selanjutnya, ia melepas balon merah berbentuk hati.

Walikota New York, Michael Bloomberg, menilai masalah kepemilikan senjata ini perlu mendapat perhatian. Saat ini, sulit untuk mengkontrol penggunaan senjata. "Ini masalah. Lantas dimana para kandidat presiden. Jika mereka ingin suara kita, maka mereka harus menjanjikan masalah ini diketahui solusinya," kata dia.

Imam Ibrahim Kazerooni menilai pelaku benar-benar tahu bagaimana menggunakan senjata dan mendapatkannya. "Seandainya, nama saya Ibrahim atau Muhammad. Lalu saya pesan senjata atau amunisi di internet, saya pikir dalam beberapa jam pengiriman CIA atau FBI sudah ada di rumah saya," kritik dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement