Selasa 24 Jul 2012 22:40 WIB

Masjid Jamiul Alfar Kolombo, Inspirasi Kastil Inggris (4-habis)

Rep: Nidia Zuraya/ Red: Chairul Akhmad
Masjid Jamiul Alfar Kolombo, Sri Langka.
Foto: asiaexplorers.com
Masjid Jamiul Alfar Kolombo, Sri Langka.

REPUBLIKA.CO.ID,  Menurut Tikiri Abeyasinghe dalam Portuguese Rule in Ceylon (Pemerintahan Portugis di Ceylon), 1594-1612, Muslim yang pertama datang ke Sri Lanka adalah sekelompok orang Arab Bani Hasyim yang diusir dari Tanah Arab pada awal abad ke-8 oleh pemerintah tirani Khalifah Abdul Malik bin Marwan.

Mereka berasal dari selatan Sungai Furat lalu menetap di Concan, bagian selatan Benua India, Pulau Ceylon (Sailan), dan Malaka.

Sebagian dari mereka yang datang ke Ceylon membentuk permukiman besar di sepanjang pantai timur laut, utara, dan barat pulau tersebut, yakni sebuah di Trincomalee, sebuah di Jaffna, sebuah di Kolombo, sebuah di Barbareen, dan sebuah di Point de Galle.

Pada abad ke-16, Portugis masuk ke wilayah negeri ini. Kehadirannya memaksa warga Muslim berimigrasi ke Central Highlands dan ke pantai timur negara itu. Abad ke-18, Belanda datang dan menguasai Sailan.

Tak jauh berbeda dengan masa kekuasaan Portugis, kehadiran Belanda di Sri Lanka pun tidak memberikan ruang gerak yang bebas bagi warga Muslim.

Dalam berbagai literatur disebutkan, masa itu, selain memerintah dengan kekerasan, kolonial Belanda juga membuat undang-undang yang melarang kaum Muslim melakukan kegiatan ibadah dan membatasi aktivitas perdagangan atau berhubungan dengan pedagang Muslim lainnya.

Setelah Belanda pergi, Inggris datang ke Sri Lanka pada abad ke-19. Di masa kekuasaan Belanda dan Inggris, banyak orang Jawa dan Malaysia yang telah beragama Islam dikirim ke Sri Lanka.

Kala itu, Belanda menjajah Indonesia dan Inggris menguasai Malaysia. Kehadiran 'orang-orang buangan' itu dengan sendirinya menjadi gelombang baru kehadiran Muslim di Sri Lanka.

Sebagaimana halnya dengan pedagang Arab yang datang jauh sebelumnya, Muslim dari Indonesia dan Malaysia pun banyak yang memilih berdiam dan menetap di negeri ini.

Kebanyakan pendatang Melayu adalah tentara yang dibawa oleh Belanda ke Sri Lanka yang kemudian mengambil keputusan untuk menetap di pulau tersebut. Pendatang lain adalah anggota keluarga bangsawan dari Indonesia yang dibuang ke negeri itu.

Populasi keturunan orang Melayu Sri Lanka yang berasal dari Asia Tenggara—Indonesia dan Malaysia—kini diperkirakan mencapai sekitar 50 ribu orang. Salah satu penyebar Islam asal Indonesia yang terkenal di Sri Lanka adalah Syekh Yusuf Makassar. Penduduk setempat percaya, Syekh Yusuf Makassar dimakamkan di wilayah mereka.

Selain dari Asia Tenggara, gelombang kedatangan warga Muslim ke Sri Lanka juga datang dari India dan Pakistan. Mereka ini adalah orang Islam keturunan yang datang untuk mencari peluang usaha pada masa kolonial di Sri Lanka.

Sebagian datang ke negara ini di awal kekuasaan Portugis, lainnya tiba di masa kekuasaan Inggris. Umumnya mereka datang dari negeri-negeri, seperti Tamil Nadu dan Kerala.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement