Rabu 25 Jul 2012 23:06 WIB

Pembebasan Bea Masuk Kedelai Hanya Solusi Sementara

Ancaman mogok perajin tahu dan tempe akibat kenaikan harga kedelai
Foto: antara
Ancaman mogok perajin tahu dan tempe akibat kenaikan harga kedelai

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Keputusan pemerintah membebaskan bea masuk kedelai yang semula lima persen menjadi nol persen dinilai sebagai langkah yang kurang tepat untuk menanggulangi lonjakan harga kedelai impor, kata pakar tempe asal Inggris Jonathan Agranoff.

"Mengatur harga hari ini untuk amankan pengrajin tempe, bukan solusi, mana bisa maju pertanian di Tanah Air," katanya saat dihubungi di Jakarta, Rabu. Agranoff yang juga Direktur dari Indonesia Consultancy Services mengatakan langkah pemerintah itu hanya bisa menjadi solusi sementara, dimana pemerintah harus mampu membuat regulasi yang memihak petani kedelai.

Ia mengatakan sejak zaman Orde Baru hingga saat ini, tidak ada regulasi pemerintah yang memprioritaskan kepentingan petani. "Tak ada peningkatan harga petani, tak ada jaminan pembeli, tak ada jaminan harga, investasi sektor pertanian juga kurang," katanya.

Menurut dia ketergantungan kebutuhan kedelai pada pasokan impor lebih cenderung pada permainan politik AS.

Ia mengatakan krisis ekonomi Indonesia pada 1998 silam menjadi titik awal posisi tawar menawar Indonesia dengan AS. "Gejolak ekonomi 1998 dilihat sebagai peluang pasar bagi AS sehingga AS memasukkan kedelainya ke Indonesia," katanya.

Suntikan dana dari Dana Moneter Internasional (IMF) untuk Indonesia saat itu dibarengi kontrak politik yang menghapus peran monopoli Badan Urusan Logistik (Bulog) terhadap komoditas-komoditas pangan penting termasuk kedelai.

Impor kedelai dan beberapa komoditas pertanian lain dimonopoli oleh Bulog hingga 1998. Tetapi kemudian AS menjadi supplier eksklusif pemasok kedelai Indonesia.

Membanjirnya kedelai impor membuat para petani lokal tidak mampu bersaing karena rendahnya harga kedelai impor.

Berdasarkan data Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), total konsumsi kedelai Indonesia mencapai 2,4 juta ton per tahun.

Sementara produksi kedelai dalam negeri hanya mampu memproduksi 700.000 ton per tahun sehingga sisanya sebanyak 1,7 juta ton ditutup dari impor.

Banyak pedagang dan produsen tahu tempe di Jakarta mogok berjualan selama tiga hari sejak 25 Juli sehingga stok tahu dan tempe di beberapa pasar nyaris kosong. Aksi mogok itu disebabkan naiknya harga kedelai akibat gagal panen kedelai di AS.

Kenaikan harga kedelai saat ini mencapai 35 persen. Pada Januari 2012 harganya masih Rp5.500 per kilogram, lalu dari Maret hingga Juni harganya naik menjadi Rp6.700 per kilogram.

Seperti dikutip situs resmi Kementerian Perdagangan, harga kedelai impor saat ini telah menyentuh harga diatas Rp8.500.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement