REPUBLIKA.CO.ID, Ia bersyukur, di kompetisi tersebut ia berhasil dinobatkan sebagai juara pertama dan berhak mewakili Jawa Timur untuk tingkat nasional di Jakarta.
Sejak itu, ia berangkat ke Jakarta dan menjalani karantina untuk mengikuti rentetan lomba. “Alhamdulillah, di Jakarta saya juara III nasional. Juara I dari Makassar dan juara II dari Jakarta.”
Duet
Prestasinya itu pun berbuah manis. Ika mendapat tawaran pembuatan video klip serta menyanyi bareng dari sang maestro, Opick. Misalnya, ketika Opick tengah menggelar konser di Surabaya, ia diminta untuk duet bersama.
Ramadhan 2011, ia terlibat dalam konser tur penuh di beberapa kota di Jawa Timur; Pasuruan, Surabaya, Sidoarjo, hingga ke Ponorogo.
Lantas, kenikmatan apa yang didapat? Ika merasa bangga dapat membahagiakan orang tua. Mereka sangat mengapresiasi meskipun karier bernyanyi belum memuncak dan dikenal di blantika musik Indonesia.
Satu yang membuat mereka bangga ialah, bisa bertahan dengan jilbab dalam karier seni yang ia lakoni. “Bisa jalan kedua-duanya; agama jalan, karier juga jalan,” ungkapnya penuh syukur.
Putri pasangan Pongki Irawan dan Pudji Pantjarini Utami ini menilai peran kedua orang tuanya besar sekali. “Alhamdulillah, peran orang tua saya sangat signifikan untuk menanamkan agama dan pentingnya sukses dalam berkarier,” ujarnya.
Dukungan penuh berjilbab sudah ia peroleh sejak kecil. Ika tidak boleh lepas dari jilbab. Ika sendiri berharap, seni Islam tidak didiskriminasi seperti yang ia alami beberapa waktu lalu. Karena sesungguhnya manusia butuh hiburan.
"Sebenarnya, orang-orang yang menginginkan musik religi cukup banyak. Hanya saja, industri musik belum begitu melirik seni ini," ia menyayangkan.
Bisa jadi, kata Ika, pemikiran para produser, kalau berjilbab tidak bakalan laku. “Mungkin mereka beranggapan dengan berbusana Muslimah, apa yang mau dijual. Padahal, pemikiran mereka salah!”