Kamis 26 Jul 2012 22:40 WIB

Tahu Tempe Kini Langka di Pasaran

Rep: Aldian Wahyu Ramadhan/ Red: Hafidz Muftisany
Perajin tempe menghentikan produksinya
Foto: wihdan hidayat
Perajin tempe menghentikan produksinya

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG – Sejumlah masyarakat mengeluhkan langkanya tahu dan tempe dari pasaran. Hilangnya tahu di pasaran adalah dampak dari mogoknya para pembuat tahu dari Rabu hingga Jumat (27/7). Para pembuat tahu dan tempe mogok karena tingginya harga kedelai.

Para masyarakat yang terbiasa mengkonsumsi tahu dan tempe sebagai makanan sehari-hari harus menahan ludah setidaknya hingga Sabtu ini. Warga yang makanan favoritnya tahu dan tempe, dan pedagang makanan yang menggunakan tahu sebagai objek jualannya harus rela untuk puasa tahu tempe dan rela merugi.

Menurut Pramono (22 tahun) warga Regency, Pondok Aren, sebelumnya dia tidak pernah mencari tahu dan tempe sesulit sekarang ini. Bahkan benar-benar tidak ada di pasaran.

Seorang pekerja di bidang event organizer ini menyatakan tidak pernah membayangkan hal ini benar-benar terjadi. 

“Dari dulu sampai sekarang tidak pernah merasakan langkanya tahu dan tidak kepikiran akan terjadi seperti ini,” ujar dia kepada Republika (26/7).

Selama hari-hari pertama berbuka puasa Pramono selalu menjadikan tahu isi sebagai santapan pertamanya. Sekarang pedagangnya saja sudah tidak terlihat.

Dari pantauan Republika ke aneka makanan bukaan yang dijual di Pedagang Kaki Lima (PKL) dadakan, di Swadaya, Larangan Indah, Ciledug, Tangerang, tidak ada tahu dan tempe menjadi objek penjualan mereka. Ketika ditanya masalah tidak adanya tahu dan tempe, salah seorang penjual makanan berbuka menjawab sedang demo para pedagangnya.

Di Jalan Maleo Raya, Tangerang Selatan masih dapat ditemukan penjual tahu isi. Itupun dari banyak PKL dadakan cuma dia saja yang menjualnya.

Seorang pedagang  makanan berbuka yang masih menjual tahu isi tersebut menjawab dirinya sudah menyiapkan stok cukup banyak di rumah. “Sudah beli banyak saat rumor pedagang tahu dan tempe mau mogok,” ujar dia sambil tersenyum.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement