REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Ribuan orang di Kanada telah menandatangani sebuah petisi yang meminta pemerintah Kanada membawa pulang Omar Khadr. Khadar adalah tahanan asal Kanada yang ditahan di pangkalan militer AS di Teluk Guantanamo, Kuba, selama hampir 10 tahun.
Petisi online yang diluncurkan oleh Senator Kanada, Romeo Dallaire, menarik lebih dari 28 ribu tanda tangan. Petisi tersebut meminta Ottawa menghormati keputusan Washington, untuk mentransfer Khadr ke keluarganya di Toronto.
Dalam sebuah perjanjian yang ditandatangani Kanada dan Amerika Serikat 2010 lalu, Khadr menyetujui untuk mengaku bersalah atas lima dakwaan yang dijatuhkan padanya. Salah satu pengakuannya adalah soal dugaan melempar granat pada usia 15 tahun di Afganistan, yang menewaskan polisi AS.
Hal ini dilakukan agar ia mendapat hukuman yang relatif ringan, dan segera ditransfer ke Kanada. Berdasarkan hukuman tersebut, ia divonis hukuman delapan tahun penjara. Dengan satu tahun dipenjara di Teluk Guantanamo.
Daillaire mengatakan, Khadr telah memenuhi syarat untuk ditransfer ke Kanada sejak 2011. Namun pemerintah Konservatif Perdana Menteri Stephen Herper belum meminta AS untuk mentransfer Khadr ke Kanada. Ia mengatakan, AS harus terlebih dahulu menyerahkan video wawancara psikiatri dengan tahanan Guantanamo tersebut.
"Tahun itu telah berlalu, namun permintaan transfer tak juga mendapat tanda tangan menteri. Ini tak dapat diterima," ujar Dallaire, seperti dilansir Press TV, Jumat (27/7).
Khadr merupakan satu-satunya yang selamat dari pemboman AS selama empat jam di Afganistan pada 2002 lalu. Ia kemudian ditangkap dan ditahan di pangkalan angkatan laus AS. Organisasi Hak Asasi Manusia, termasuk Amnesti Internasional, UNICEF, dan Asosiasi Bar Kanada, meminta Kanada segera bertindak. Pemerintah diminta segera memulangkan Khadr ke keluarganya.