REPUBLIKA.CO.ID,BREBES -- Menjelang lebaran, perajin telur asin di Kabupaten Brebes, berlomba-lomba memproduksi telur asin sebanyaknya-banyaknya sebagai stok.
''Tidak ada batasan jumlah produksi. Berapa pun telur asin yang diproduksi pasti akan habis terjual selama lebaran,'' kata perajin telur asin Kota Brebes, Marsis (48), Jumat (27/7).
Pemilik toko dan usaha pembuatan talur asin Sari Telor ini menyebutkan, persoalannya hanya tinggal persediaan bahan baku berupa telor bebek saja. Dia menyebutkan, untuk menggenjor produksi telur asin secara maksimal, para perajin telur asin menghadapi kendala ketersediaan telur bebek.
''Kalau perajin telur asin hanya mengandalkan telur produksi peternak itik asli Brebes saja, jelas tidak akan mencukupi,'' jelasnya. Karena itu, kata Marsis, telur asin yang dibuat perajin Brebes, sebenarnya sudah bukan telur asin asli Brebes lagi. Tapi juga telur yang didatangkan dari berbagai daerah, seperti Indramayu Jawa Barat, Cilacap Jawa Tengah, bahkan hingga Pasuruan Jawa Timur.
Marsis menambahkan, pada masa menjelang lebaran seperti ini, perajin telur asin bisa meningkatkan kapasitas priduksi sekitar 3 hingga 5 kali lipat dari produksi normal. ''Seperti usaha saya, masih bisa meningkatkan kapasitas produksi sekitar 4.000 butir per minggu menjadi sekitar 20.000 butir per minggu,'' jelasnya.
Namun banyak perajin lain yang hanya bisa meningkatkan kapasitas produksi tiga kali lipat dari kondisi normal. Seperti Udin (42), pemilik sentra telur asin HTM Jaya, selama Ramadhan ini dia hanya bisa meningkatkan kapasitas produksi telur asin maksimal sebanyak 4 kali lipat. ''Jika pada hari biasa memproduksi 2.000 butir, maka pada masa menjelang lebaran ini bisa memproduksi hingga 8.000 butir telur asin,'' katanya.
Udin menyebutkan, sebenarnya dia ingin produksi telur asinnya bisa ditingkatkan tak hanya 4 kali lipat dari kondisi normal. Kalau bisa bahkan hingga 6 atau 7 kali lipat. ''Tapi persoalannnya kita kesulitan mendapatkan bahan baku telur itik. Bahkan kita harus membeli ke luar kota agar kebutuhan bahan baku bisa terpenuhi,'' katanya.
Marsis menyebutkan, peningkatkan produksi yang mencapai 5 kali lipat dari kondisi normal, dijamin akan habis pasa masa arus mudik dan balik lebaran. Menurutnya, kebutuhan telur asin selama bulan puasa, sebenarnya sudah mengalami peningkatan. Namun puncaknya, terjadi saat menjelang lebaran dan sesudah lebaran.
''Jadi kalau produksi telur asin kita tidak habis pada masa pertengahan puasa ini, kita jamin pada menjelang dan sesudah lebaran telur-telur yang kita buat itu pasti habis terjual,'' katanya.
Selama ini, Kabupaten Brebes memang dikenal sebagai sentra penghasil telur asin. Telur asin asal Brebes dikenal memiliki rasa yang lebih enak, karena memiliki tekstur kuning telur yang berminyak. Sedangkan telur asin dari daerah lain, tidak memiliki tekstur seperti ini.
Namun siapa sangka, teryata para perajin telur asin Brebes saat ini juga banyak mendatangkan telur asin dari luar daerah. Hal ini karena pasokan telur itik dari peternak itik di Kabupaten Brebes sendiri, ternyata sudah tidak mencukupi.
Marsis menyebutkan, akibat tingginya kebutuhan telur itik untuk keperluan pembuatan telur asin, harga telur itik di Brebes mengalami lonjakan yang signifikan. Jika semua setiap betir telur dihargai Rp 1.400, kini melonjak mencapai Rp 1.700 per butir.
Sementara untuk harga jual telur asin, Marsis mengaku menjual dengan harga Rp 3.000 per butir. Namun dia mengaku, pada saat menjelang lebaran hingga beberapa hari setelah lebaran, biasanya harga telur asin ini juga akan mengalami kenaikan 30 persen