Jumat 27 Jul 2012 14:54 WIB

Kedelai Lokal Baru Penuhi 10 Persen Kebutuhan

Kedelai
Kedelai

REPUBLIKA.CO.ID,PURWOKERTO -- Produksi kedelai lokal di tingkat Kabupaten Banyumas ternyata masih sangat kecil. Kepala Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan Banyumas, Widarso, menyatakan produksi kedelai lokal hanya mampu memenuhi 10 persen kebutuhan masyarakat.

''Karena itu, yang 90 persen kebutuhan terpaksa didatangkan dari luar Kabupaten Banyumas. Kebanyakan, kedelai yang masuk di Banyumas untuk memenuhi kebutuhan ini, adalah dari jenis kedelai impor,'' katanya, Jumat 27/7).

Dia menyebutkan, produksi kedelai di Kabupaten Banyumas hanya dihasilkan dari sekitar 4 ribu hektare (ha) lahan. Itu pun dengan frewensi panen yang tidak pasti, karena biasanya dibudidayakan dengan lahan sawah, bergantian dengan tanaman padi.

''Di lahan itu, rata-rata produksi kedelainya hanya 1,3 ton hingga 1,5 ton per hektar sekali panen,'' katanya. Dengan tingkat produksi hanya sebesar ini, maka produksi hanya bisa memeuhi 10 persen kebutuhan.

Kebanyakan petani, kata Widarso, tidak terlalu tertarik menanam kedelai, karena tingkat produksi kedelai lokal yang rendah, juga karena harga jual yang belum terlalu menguntungkan. ''Bila dibandingkan padi, hasilnya masih jauh lebih menguntungkan padi,'' katanya.

Untuk itu, di Kabupaten Banyumas, masih sangat sedikit petani yang benar-benar mengupayakan lahan pertaniannya dengan tanaman kedelai. Kebanyakan petani, hanya menanam kedelai di lahan sawahnya, saat menjelang musim kemarau.

Widarso menyebutkan, hasil produksi kedelai lokal hanya bisa memenuhi 10 persen kebutuhan, karena memang kebutuhan kedelai warga Banyumas tergolong cukup tinggi dibandingkan daerah lain. Hal mengingat, warga Banyumas banyak memanfaatkan kedelai sebagai bahan baku membuat tempe kripik dan mendoan.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement