REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satu dari lima paket kegiatan pembangunan Jalan Layang Non Tol (JLNT) Antasari-Blok M menemui masalah. Meski begitu, pembangunan yang menjadi tanggung jawab Dinas Pekerjaan Umum (DPU) DKI akan tetap selesai sesuai jadwal pada November mendatang.
Satu paket yang belum selesai yakni penyambungan JLNT pada paket Pasar Cipete yang belum tersambung.
"Empat paket telah berhasil tersambung di antaranya Lapangan Mabak, Prapanca dan Brawijaya, sejak dua pekan silam. Dan paket Cipete Utara yang dikerjakan PT Yasa Patria Perkasa tersambung pada Kamis (26/7) malam," kata Kepala DPU DKI Jakarta Ery Basworo kepada wartawan di Balaikota, Jumat.
Ia mengatakan, pengerjaan JLNT Antasari-Blok M tetap berjalan normal walaupun ibadah puasa berlangsung. "Pengerjaan di lapangan berlangsung malam hingga dinihari, sehingga tidak terbentur Ibadah puasa. Kami optimistis pembangunan JLNT akan rampung sebelum akhir tahun 2012," ujarnya.
Meski begitu pihaknya menemui kendala pada pengerjaan paket Pasar Cipete, yakni persoalan pembebasan lahan. Delapan dari 10 bidang tanah yang terkena proyek JLNT telah dibebaskan.
"Tersisa dua bidang tanah yang belum dibebaskan karena pemiliknya belum setuju tanahnya dilepas. Lokasi itu adalah ujung ramp atau tanjakan dan turunan bagi kendaraan yang hendak masuk atau ke luar JLNT," tuturnya.
Pembangunan JLNT Antasari-Blok M terdiri dari lima paket yakni Pasar Cipete sepanjang 1.170 meter, Cipete Utara sepanjang 805 meter, Taman Brawijaya 800 meter, Prapanca 628 meter, dan lapangan Mabak sepanjang 1.391 meter. Total tiang atau kolom sepanjang JLNT sebanyak 108 pier, dengan total panjang 5.110 meter.
Pembangunan JLNT menggunakan sistem penampang alias SBG sebanyak 2673 buah.