REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG - Propam Kepolisian Daerah Sumatera Selatan akan membentuk tim untuk memintai keterangan terhadap anggotanya yang mengeluarkan tembakan terkait insiden bentrok antara warga Desa Limbangan Jaya,Kabupaten Ogan Ilir dengan kepolisian, Jumat (27/7) sore.
"Apabila nanti terbukti ada anggota dalam melaksanakan tugas menyalahi prosedur akan diambil tindakan tegas sesuai proses hukum yang berlaku " kata Kabid Humas Polda Sumatera Selatan (Sumsel) AKBP Djarod P dalam penjelasannya kepada wartawan, Jumat (27/7).
Djarod menjelaskan, adanya informasi berkembang di lapangan bahwa korban tewas lebih dari satu orang adalah tidak benar. "Hanya satu orang korban meninggal yaitu bocah berusia 13 tahun bernama Angga. Sedangkan info ada seorang ibu yang meninggal sama sekali tidak benar," ujarnya.
Hingga saat ini pun, polisi terus melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan pengamanan lokasi. Pihaknya juga membantah personel yang diterjunkan ke lapangan dalam mengamankan lokasi TKP menggunakan peluru tajam.
"Kami tegaskan di sini bahwa aparat kepolisian dalam pengamanan masih sesuai prosedur dan anggota di lapangan pun sudah terlatih, serta memiliki kemampuan untuk mengambil langkah protap," katanya.
Ia menjelaskan, kejadian bentrok antara warga desa setempat dengan polisi berawal dari laporan perusahaan perkebunan tebu Cinta Manis PTPN VII yang kehilangan pupuk sebanyak 127 ton di Rayon tiga pada 17 Juli 2012.
Saat personel Polda Sumsel dan Polres Ogan Ilir mengadakan olah TKP dan patroli serta dialog dengan warga situasi cukup kondusif.
Namun, saat iring-iringan anggota dari Polres yang terdiri atas penyidik, intel, sabhara dan Brimob tiba-tiba diserang warga secara membabi buta. Pada saat diserbu, warga mengincar kendaraan paling belakang dengan lemparan batu dan senjata tajam," kata Djarod.
Sementara para keluarga korban yang meninggal dan luka-luka pada insiden di Desa Limbang Jaya, Kecamatan Tanjung Batu, Ogan Ilir meminta keadilan dan menuntut tindakan brutal yang dilakukan aparat kepolisian.
Asrori, paman korban yang turut mengantarkan Angga untuk diotopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang berharap pada pihak terkait untuk mengusut lebih lanjut kebrutalan aparat hingga menewaskan keponakannya itu.
Ibu korban Yuhana mengatakan, terakhir putranya minta izin untuk bermain bersama sejumlah temannya. Anak keempat dari enam bersaudara itu sempat bercerita bahwa korban dan sejumlah temannya mengiringi mobil Brimob. Angga meninggal di tempat kejadian akibat tertembak di bagian kepala.