REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Ibrahim Afellay mendedikasikan prestasinya di dunia sepak bola hanya untuk ibunya. Ia menganggap orang yang telah melahirkannya itu sebagai sumber inspirasinya di dunia. Apalagi dalam Islam setiap muslim diajarkan untuk mencintai ibunya.
Semua lantaran kehidupan gelandang Barcelona ini layaknya roda yang berputar. Ia sempat mengalami titik nadir kehidupan ketika sang ayah dipanggil Yang Mahakuasa ketika usianya masih kecil. Sang ibu akhirnya harus mengurus keempat saudaranya yang juga masih kecil sekaligus menjadi tulang punggung keluarga.
"Aku berasal dari keluarga sangat miskin. Aku anak yatim karena ayahku meninggal sejak kecil. Untunglah aku punya ibu luar biasa. Yang bisa menghidupi kami dengan bekerja serabutan, tapi juga bisa tetap mengasuh kami dengan kasih sayang," ujarnya dilansir dari PSV.netwerk.
Mantan pemain PSV Eindhoven ini dikaruniai talenta bermain bola hebat. Setelah tekun berlatih keras siang-malam mengasah teknik bermain bola, kesuksesan pun menghampirinya. Padahal dulunya gang sempit di dekat rumahnya menjadi arena penggemblengan dirinya.
Untuk menghemat ongkos, ia kerap pergi ke tempat latihan sepakbola di Eindhoven dari tempat tinggalnya di Ultrech menggunakan kereta api. Kadang pula ia menumpang pada truk terbuka. Sekarang, Afellay bisa mengangkat ekonomi keluarga melalui sepak bola. Kini, bolak-balik dari tempat latihan di Stadion Nou Camp ia menggunakan mobil mewah.
Ia punya kisah menyedihkan terkait ibunya. Saat belum sepupoler sekarang, ibunya tak pernah punya waktu untuk menonton kehebatannya saat bertanding. Padahal, ketika itu, bakat Afellay sudah menjadi perbincangan di kotanya. "Aku tahu ibu sangat ingin menonton permainanku. Tapi aku tahu pula ia tidak ada waktu karena harus bekerja membanting tulang, dan mengasuh saudaraku yang lain," kata dia.
"Aku bermain sepakbola ini khususnya untuk ibuku, untuk kebahagiaannya," kata penggawa De Oranje ini.