REPUBLIKA.CO.ID, TEHRAN — Olimpiade seharusnya menjadi waktu saat bangsa-bangsa menyingkirkan perbedaan sebesar apa pun dan siap bertanding di lapangan dalam kompetisi yang rama. Namun bagi Iran dan Israel, dua negara yang selalu berseteru dan sama-sama geram dengan sikap satu sama lain. aksioma olahraga yang ramah tidak berlaku.
Meski Iran, Senin (22/7) awal pekan lalu menyatakan bahwa atletnya siap menghadapi siapa pun termasuk Israel dalam Olimpiade 2012, namun selalu ada kejadian yang membuat Iran selalu bisa menghindari Israel. Kini kontingen tim sudang terbang menuju London tanpa ada atlet yang memiliki jadwal menghadapi Israel.
Otoritas Iran, mengumumkan bahwa juara judo Iran, Javad Mahjoub, tiba-tiba menderita 'infeksi sistem pencernaan kritis'. Kondisi itu membuat ia harus menenggak antibiotik dan membatalkan rencana bertanding di Olmpiade, yang dimulai Jumat.
Mahjoub sendiri mengatakan ia akan berupaya keras menghindari berhadapan langsung dengan atlet israel. Pada 2011 lalu, dalam wawancara dengan surat kabar Iran, Sharg, Mahjoub sengaja mengalah saat melawan atlet judo Jerman. "Jika saya menang, saya harus berhadapan dengan atlet Israel. Bila saya menolak bertanding, Komite Olimpiade akan melarang saya dan federasi judo Iran selama empat tahun," ujarnya.
Pejudo Israel di kelas 100 kilogram, Ariel "Arik" Ze’evi, ialah lawan yang akan dihadapi Mahjoub pada Jumat. Atlet peraih medali perunggu di Olimpiade Athena itu dianggap memiliki kesempatan membawa pulang medali emas dari London.
Ariel bulan lalu menyatakan tidak paham mengapa ada atlet yang membawa politik ke arena olahraga. "Ketika anda berjudo, bermain sepak bola, basket, anda harus menunjukkan yang terbaik. Bukan persoalan siapa yang anda lawan." ujar Ze'vi. "Buat saya, tak masalah untuk melawan atlet dari negara mana pun, Iran, Irak, Libanon, Suriah. Saya benar-benar tak memahami ini," ujarnya. Ia padahal sangat berharap bisa bertemu dengan pejudo Iran yang dikabarkan atlet sekelas yang tangguh.
Tak masalah bagi Ariel, namun beda bagi atlet Iran. Negara itu menetapkan kebijakan resmi selama bertahun-tahun yang melarang atletnya bertanding dengan atlet Israel. Pada 2004 dan 2008, sejumlah atlet Iran tiba-tiba mengeluhkan cedera dan harus mundur dari pertandingan ketika mereka harus berhadapan dengan Israel.
Memang, kepala misi atlet Iran, Bahram Afsharzadeb pernah mengumukan bahwa seluruh atlet negaranya akan menghadapi siapa pun termasuk Israel. Tapi tidak jelas bagaimana itu bisa terwujud ketika Mahjoub masih berada di Iran hingga kini.