Ahad 29 Jul 2012 12:55 WIB

FPKB Desak PBB-ASEAN Bantu Setop Pembantaian Muslim Rohingya

 Masyarakat muslim Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar berkumpul di kamp penjaga perbatasan Bangladesh di Taknaf,Bangladesh,Jumat (22/6).  (Saurabh Das/AP)
Masyarakat muslim Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar berkumpul di kamp penjaga perbatasan Bangladesh di Taknaf,Bangladesh,Jumat (22/6). (Saurabh Das/AP)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) DPR RI menyeru PBB dan negara-negara ASEAN membantu menyelesaikan pembantaian minoritas Rohingya oleh junta militer Myanmar.

"FPKB mengutuk dan menyesalkan pembunuhan muslim Rohingya yang dilakukan oleh junta militer di Arakan Myanmar.

Ini adalah kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran HAM berat serta salah satu bentuk rangkaian penghancuran sistematis terhadap kelompok minoritas di Myanmar," ujar Sekretaris FPKB DPR RI Hanif Dhakiri di Jakarta, Ahad (29/7).

Karena itu, menurut dia, FPKB mendesak PBB segera proaktif melakukan langkah-langkah penyelesaian masalah agar tidak terjadi eskalasi pembantaian berikutnya dan menjadikan muslim Myanmar merasa terprovokasi untuk melakukan perlawanan.

Apablia kelompok minoritas muslim Myanmar itu terprovokasi untuk melakukan perlawanan, maka mereka akan dicap sebagai kelompok separatis oleh junta militer Myanmar yang sudah pasti pula semakin menyulitkan proses pengintegrasian muslim Rohingya sebagai warga negara Myanmar.

Selain menyeru kepada PBB, Hanif menambahkan, Fraksi PKB juga meminta Indonesia untuk secepat mungkin menggelar pertemuan anggota-anggota ASEAN guna mengambil langkah penyelesaian terbaik, yang memberikan perlindungan maksimal, keadilan dan hak ECOSOC kepada minoritas Rohingya. Selain itu juga sekaligus mendesak junta militer untuk lebih menghormati HAM di Myanmar.

"Sedangkan kepada OKI, FPKB meminta agar lebih berkonsentrasi mengambil langkah-langkah penanganan

pascapembantaian minoritas muslim Myanmar melalui pendampingan korban dengan pendekatan sosio-psikologis dan budaya agar mereka memiliki ketahanan lebih dalam menyikapi peristiwa ini," ujarnya.

Hanif juga mengatakan bahwa pihaknya meminta pula PBNU untuk bisa terlibat aktif memberikan advokasi minoritas Rohingya melalui jalur-jalur yang mungkin dilakukan dengan pendekatan sosial dan keagamaan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement