Senin 30 Jul 2012 05:31 WIB

Amerika Harus Belajar dari Masa Lalu

  Pasukan militer Amerika di Fort Hood, Texas.
Foto: Erich Schlegel/AP
Pasukan militer Amerika di Fort Hood, Texas.

REPUBLIKA.CO.ID, Ketika Amerika Serikat dilaporkan sedang mempertimbangkan opsi militer terhadap Suriah dan Iran, seorang pejabat senior Amerika malah menyarankan para pembuat kebijakan negara itu untuk belajar dari masa lalu.

Duta Besar AS untuk Kabul Ryan C Crocker mengatakan, para pengambil keputusan di AS harus fokus pada tiga fakta penting dalam memetakan perjalanan negara itu di masa depan. Demikian dilaporkan New York Times.

Crocker, orang yang paling terkait dengan invasi ke Irak dan Afghanistan, menjelaskan, "Mereka tidak boleh melupakan hukum konsekuensi-konsekuensi yang tidak diinginkan, dan juga mengetahui batas-batas kemampuan dan kapasitas yang sebenarnya dimiliki oleh AS serta memahami bahwa keluar dari sebuah konflik setelah Anda berada di sana, biasanya lebih berbahaya dan lebih merusak bagi negara dari konflik itu sendiri."  

"Kami adalah negara adidaya dan kami tidak berperang di wilayah kami. Ini artinya, Anda berada di arena orang lain, bermain dengan aturan orang lain, dan Anda harus memahami lingkungan, sejarah, dan politik negara, yang ingin Anda intervensi," tandas Crocker, yang akan pensiun pada akhir Juli ini.

Crocker dan William J. Burns, asisten khusus menlu AS waktu itu, telah menyiapkan nota rahasia pada tahun 2002 untuk meneliti bahaya potensial terkait dengan invasi ke Irak.

Mereka memprediksi bahwa operasi untuk menyerang Irak akan mengobarkan kekerasan sektarian dan etnis setelah penggulingan Saddam Hussein dan melibatkan pemain regional - Arab Saudi, Suriah dan Iran – dalam pendekatan kekerasan itu.

sumber : IRIB/IRNA
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement