REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Warga korban banjir bandang di Gurun Laweh, Kecamatan Naggalo, Kota Padang, Sumatera Barat mulai terjangkit infeksi saluran pernapasan akutr (ISPA) dan penyakit kulit. Infeksi itu akibat debu dari lumpur yang mengering.
"Sekitar 60 persen pasien mengeluhkan sesak napas akibat debu dari lumpur yang mengering," kata dokter dari Garuda Medical Center Jakarta Setyo Junianto di posko kesehatan Garuda Indonesia di Gurun Laweh, Senin.
Berdasar data penyakit terbanyak diderita korban di posko kesehatan, ISPA teratas dengan sebanyak 81 pasien. Menurut dia, ISPA tidak boleh dianggap remeh karena dapat memicu penyakit paru-paru akibat debu dari endapan lumpur yang mengering sehingga berbahaya bagi kesehatan.
Keluhan penyakit kedua terbanyak yakni penyakit kulit sekitar 20-30 persen. Dari total pasien, penyakit kulit ditemukan di bagian kaki akibat air kotor pascabanjir. Dia menyebutkan, warga Gurun Laweh sangat membutuhkan masker untuk melindungi diri dari debu jalanan yang semakin pekat, terutama pada siang hari.
Pascabanjir tersebut kawasan Gurun Laweh terendam lumpur hingga menutupi jalan, namun karena tidak semuanya dapat dibersihkan lumpur yang mengering menjadi debu beterbangan saat kendaraan melintas.
Pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Padang telah berupaya menyiram jalanan dengan air dari mobil tangki, namun sifatnya sementara karena saat kering debu kembali beterbangan.
Ia berharap pihak terkait membagikan masker lebih banyak kepada warga setempat. Bagi warga yang tidak mendapatkan masker, katanya, ada yang berinisiatif membeli sendiri ke apotek namun sebagian juga membiarkannya begitu saja.