Senin 30 Jul 2012 18:19 WIB

ASEAN Ajak India Promosi Zona Bebas Senjata Nuklir

Presiden AIPA, Marzuki Alie. (photo file).
Foto: Antara/Regina Safri
Presiden AIPA, Marzuki Alie. (photo file).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI - ASEAN mengajak India untuk mengintensifkan kerja sama dalam upaya menciptakan stabilitas kawasan, terutama dalam hal perdamaian dan peperangan melawan terorisme. Presiden ASEAN Interparliamentary Assembly (AIPA), Marzuki Alie, juga mengajak untuk terus memromosikan zona bebas senjata nuklir. Salah satu wujudnya adalah dengan ratifikasi Comprehensive Test Ban Treaty (CTBT).

Marzuki mengatakan, Indonesia adalah negara terakhir di ASEAN yang telah meratifikasi CTBT. Karenanya pula, AIPA meminta setiap negara yang belum meratifikasi CTBT untuk segera meratifikasinya sebagai bagian dari komitmen untuk memajukan perdamaian dan stabilitas kawasan. "Kami sepakat bahwa pada titik ini, di masa mendatang perdamaian dan stabilitas dunia berada di tangan parlemen," ucapnya dalam pernyataannya dari gedung Parlemen India di New Delhi, Senin (30/7).

Karena itulah, pihaknya mengajak India sebagai negara besar di Asia Selatan untuk mewujudkan stabilitas di kawasan. Hal itu disampaikan Marzuki saat bertemu dengan Meira Kumar, Ketua Lok Sabha (sejenis DPR di Indonesia) di gedung parlemen India.

Ikut mendampingi Marzuki dalam kesempatan itu antara lain pimpinan Badan Kerjasama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Surahman Hidayat dan Sidharto Danusubroto, serta perwakilan parlemen dari sejumlah negara ASEAN di antaranya Seng Han Thong dari Singapura, Winai Sompong dari Thailand dan Ngo Duc dari Vietnam.

Menurut Marzuki, ASEAN dan India telah mencapai kemajuan penting dalam membangun kerja sama antar-kawasan. Marzuki pun mengapresiasi partisipasi India dalam serangkaian pertemuan konsultatif dengan ASEAN, termasuk dalam ASEAN Regional Forum (ARF), maupun dalam pembuatan road map kerja sama jangka panjang ASEAN-India untuk menciptakan perdamaian dan kesejahteraan bersama. 

"Kita telah berbuat banyak hal, termasuk menandatangani deklarasi bersama untuk kerjasama memerangi terorisme. Masih banyak lagi yang bisa kita lakukan," ucap Marzuki dalam lawatannya ke sana.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement