REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Departemen Luar (Deplu) Negeri AS mengecam pernyataan anti-Israel dan anti-Yahudi yang kerap disuarakan media resmi dan lembaga pemerintah di Venezuela.
Dalam laporan tahunan "International Religious Freedom," Deplu menaruh perhatian khusus pada Presiden Venezuela, Hugo Chavez, yang kerap melontarkan pernyataan keras pada kaum Yahudi.
Di dalam surat terbuka kepada Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pada September lalu, Chavez menuduh Israel melakukan pemusnahan suku dan pembersihan etnik terhadap orang Palestina. Ia juga menyebut Zionisme bersikap rasis.
Awal tahun ini, satu harian milik pemerintah Venezuela menyebut pembunuh massal Norwegia, Sabbath goy, istilah yang digunakan buat orang non-Yahudi yang membantu kegiatan yang dilarang dilakukan bagi pengikut Yahudi pada hari Sabtu.
Menurut laporan tersebut pada April, Kementerian Sains dan Teknologi menjadi tuan rumah pameran yang menyatakan Israel diciptakan sebagai bagian dari rencana genosida oleh orang Yahudi --yang ingin membersihkan orang Palestina.
Pameran itu membandingkan penghalang keamanan di Tepi Barat Sungai Jordan dengan kamar gas Auschwitz, demikian laporan AFP, Selasa (31/7) pagi.
Laporan itu juga menyatakan hubungan beku dengan pemerintah Presiden Hugo Chavez menghalangi dialog tentang kebebasan agama. Perseturuan yang meningkat pada 2010 mengakibatkan kedua negara menarik duta besar masing-masing.