REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Pengawas pemerintah Amerika Serikat (AS) mengatakan, Washington telah memotong dana untuk program pelatihan polisi di Irak. Hal tersebut terjadi setelah kurangnya partisipasi polisi Irak dalam program tersebut.
Inspektur Jenderal Khusus untuk Rekonstruksi Irak (SIGIR) mengeluarkan laporan yang menyatakan, Departemen Luar Negeri AS telah mengurangi dana tersebut. Laporan yang dilansir AFP, Selasa (31/7) itu juga menambahkan, diplomat AS menyia-nyiakan lebih dari 200 juta dolar AS dari pembayaran pajak pada program yang dianggap tak dibutuhkan Baghdad.
Mei 2012 lalu, seorang Deputi Senior Kementerian Dalam Negeri Irak Adnan al-Assadi mencap pelatihan sebagai sesuatu yang tak berguna. Polisi Irak menyatakan pendapat mereka bahwa pelatihan yang diterima sejauh ini tak bermanfaat. Selain itu, pengawas mengatakan, masalah keamanan di Irak juga memberi pengaruh kurangnya perhatian pada program.
Selama ini, program pelatihan disebut sebagai program terbesar Departemen Luar Negeri di dunia. Proyek lima tahun tersebut dirancang untuk membantu pasukan polisi Irak menghadapi tantangan keamanan saat pasukan AS meninggalkan negara tersebut.
Namun, pada pertengahan Juli lalu, SIGIR menerbitkan laporan lain berjudul 'Akhir Laporan Audit Forensik Dana Rekonstruksi Irak'. Dalam laporan dituliskan, sekitar 51 juta dolar dana yang disetujui Kongres AS untuk rekonstruksi Irak terbuang percuma.