Selasa 31 Jul 2012 16:55 WIB

Zubair bin Awwam, Pembela Rasulullah (1)

Rep: Hannan Putra/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: pantherkut.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Setiap kali disebut nama Thalhah, pasti disebut nama Zubair. Begitu pula setiap kali disebut nama Zubair, pasti disebut juga nama Thalhah.

Karena itu, sebelum Rasulullah mempersaudarakan Kaum Muslimin di Madinah, beliau telah mempersaudarakan antara Thalhah dan Zubair.

Dalam sebuah hadisnya Rasulullah bersabda, “Thalhah dan Zubair adalah tetanggaku di surga.“ Keduanya terhimpun dalam satu kerabat dan keturunan.

Nasab Thalhah dan Rasulullah bertemu di Murrah bin Ka’ab. Sedangkan Zubair bin Awwam bertemu dengan nasab Rasulullah di Qusai bin Kilab, sebagaimana pula ibunya, Shafiyah adalah bibi Rasulullah.

Thalhah dan Zubair mempunyai banyak kesamaan. Keduanya tumbuh dan berkembang di masa remaja dalam kekayaan dan kedermawanan, keteguhan beragama dan keberanian.

Keduanya termasuk mereka yang mula-mula memeluk agama Islam, dan tergolong ke dalam kelompok orang-orang yang diberi kabar gembira oleh Rasulullah masuk surga. Keduanya juga tergolong enam sahabat yang diserahi Umar bin Khathab untuk menggantikannya menjadi Khalifah.

Zubair termasuk tujuh orang yang mula-mula memeluk agama Islam. Saat itu usianya baru lima belas tahun. Ia juga orang yang pertama menghunuskan pedang di jalan Allah. Kala itu jumlah kaum Muslimin masih sedikit. Mereka mengadakan kegiatan di rumah Al-Arqam. Tiba-tiba tersiar kabar bahwa Rasulullah meninggal dunia.

Zubair bin Awwam langsung menghunus pedang dan mengacungkannya ke atas sambil berlari mengelilingi Kota Makkah. Padahal, kala itu usianya masih sangat muda sekali.

Meskipun Zubair seorang bangsawan, tapi ia tak luput dari siksaan kaum Quraisy. Suatu ketika ia pernah disekap di sebuah kamar, kemudian dihembuskan asap agar nafasnya sesak. Lalu dikatakan kepadanya, “Tinggalkanlah Rabb Muhammad itu, nanti engkau kami lepaskan!”

Tantangan itu dijawab oleh Zubair, “Tidak! Demi Allah, aku tidak akan kembali kepada kekafiran selama-lamanya.”

Zubair mengikuti hijrah ke Habsyi dua kali. Hijrah yang pertama dipimpin oleh Utsman bin Affan, sedangkan hijrah kedua dikepalai oleh Ja’far bin Abu Thalib yang dikenal dengan Dzul Janahain (orang yang memiliki dua sayap).

Zubair selalu ikut serta dalam setiap peperangan. Hal itu terbukti dengan banyaknya bekas tusukan di tubuhnya akibat luka-luka ketika ia melawan musuh-musuhnya.

sumber : 101 Sahabat Nabi karya Hepi Andi Bastoni
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement