REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Humas Badan Narkotika Nasional (BNN), Sumirat Dwiyanto, mengapresiasi inisiatif PT Kereta Api Indonesia untuk memeriksa masinis dalam tes narkoba. "Kita sangat mendukung dan apresiasi atas inisiatifnya, khususnya pada masinis. Masinis adalah orang yang membawa penumpang selamat dan aman sampai tujuan," ujar Sumirat Dwiyanto di Stasiun Jatinegara, Jakarta, Selasa (31/7).
Menurut Sumirat, lewat rambut pun dapat dideteksi , bila penggunaan narkoba berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Sedangkan untuk tes urine dilakukan agar dapat diketahui dengan cepat positif dan negatifnya kandungan narkoba.
Sumirat menambahkan, jika BNN menemukan pengguna akan diselidiki lebih lanjut dan direhabilitasi. Pihaknya bersama Polri juga akan melakukan kerja sama. "BNN dan Polri juga melakukan kerja sama, pemeriksaan sebelum keberangkatan. Pernah juga di Merak dan Cikampek. Kita melakukannya pada H-7 dan H+7," lanjutnya.
Sumirat Dwiyanto, mengatakan, baik tes urine ataupun dengan pengambilan sampel rambut, sebenarnya keduanya sama efektifnya. "Jadi kami melaksanakan deteksi dini, dengan mengambil sampel lima untai rambut. Ini untuk mengetahui penggunaan dalam waktu yang lama. Jadi tidak ada bedanya dengan tes urine, ini sama efektifnya," ujarnya.
Dalam pemeriksaan, kata Sumirat, rambut kemudian akan dibersihkan, dan kemudian dicuci untuk menghilangkan zat kimia pada rambut seperti dari minyak rambut dan sebagainya. Setelah dibersihkan dari zat-zat kimia yang ada pada rambut, kemudian rambut dibakar.
Lalu abunya diperiksa dengan gas kromatografi spektro foto meter (gas chromatography coupled to tandem mass spectrometry) atau alat untuk memeriksakan abu. "Jadi ketahuan tingkatan pemakaian," kata Sumirat.
Selasa (31/7), PT KAI bersama dengan BNN memeriksa 296 masinis dan 150 asisten masinis untuk mengetahui penggunaan narkoba. Tujuannya agar mudik Lebaran dengan kereta dapat bebas narkoba. Pengguna kereta pun merasa nyaman.