Selasa 31 Jul 2012 19:04 WIB

Chandra Mengaku Diteror dan Diancam akan Dibunuh Debt Collector

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Taufik Rachman

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Korban dari penagihan 16 debt collector, Chandra Gunawan mengaku seringkali diancam akan dibunuh. Selain itu, korban juga sering mendapatkan teror dari para debt collector tersebut.

Chandra mengatakan kejadian berawal dari adanya kontrak kerjasama antara dia dengan Michael Keer senilai Rp 13 miliar, pada 2008 lalu. "Saat itu ada kesepakatan bahwa Michael membayar DP sebesar Rp 1,5 miliar dengan termin pembayaran sebesar 40 persen, 30 persen, 20 persen, dan 10 persen," ujarnya, Selasa (31/7).

Kemudian Chandra menyiapkan biji besi untuk dijual pada Michael. Namun karena harga biji besi turun, Michael mengurungkan niatnya mengambil biji besi tersebut dan memutuskan kontrak sepihak.

"Michael minta uang yang pernah disetor pada saya agar dikembalikan. Saya mau membayar menggunakan biji besi sebanyak 3.000 ton, tapi itu juga tidak diambil," ujar Chandra.

Lebih lanjut, Kasubdit Resmob Polda Metro Jaya, AKBP Herry Heryawan mengatakan untuk menagih hutang, Michael Keer memberi kuasa pada KK  untuk menagih hutang pada korban. Sebelumnya antara Chandra dengan Michael sudah pernah melakukan pertemuan namun belum ada titik temu.

"Akhirnya pada 24 Juli 2012 lalu, sekitar pukul 13.00 WIB, sebanyak 16 orang debt collector suruhan KK mendatangi kantor Chandra, mengancam, dan masuk tanpa izin," ujar Herry.

Seperti telah diberitakan sebelumnya, Resmob Polda Metro Jaya menggelandang 16 orang depkolektor dari sebuah ruko di daerah Kamal, Jakarta Barat. Lantaran telah melakukan perbuatan tidak menyenangkan saat menagih hutang pada seorang pengusaha biji besi bernama Chandra Gunawan.

16 orang tersebut yakni Samaun, Dino, Agung, Akas, Poliken, Usma, Konang, Azis, Slamet Riyadi, Lukman Nur, Usman Refra, Aris, Boby, ali, Moh Nur, dan Hamka. Mereka ditangkap karena adanya laporan di Ditreskrimum tanggal 24 Juli 2012 lalu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement