REPUBLIKA.CO.ID, Industri pariwisata diperkirakan akan mengalami boom turismus Muslim. Ini diprediksi berdasarkan semakin banyaknya spa halal dan ruangan shalat di bandara.
Pengeluaran umat Muslim sebagai turis, khususnya dari Timur Tengah, diperkirakan mencapai 192 milyar Dolar AS per tahun di 2020. Ini 126 milyar Dolar lebih banyak dari tahun 2011.
Studi ini dilakukan oleh dua perusahaan bidang marketing. Crescentrating di Singapura dan DinarStandard di Amerika Serikat. Penelitian mereka mencakup 47 negara.
Pimpinan Crescentrating Fazal Bahardeen mengatakan, negara dengan warga mayoritas Muslim seperti Mesir, Malaysia dan Indonesia sudah menjadi tujuan favorit. Tapi negara non Islam kini mulai "serius menanggapi" para turis Muslim.
Malaysia, yang menurut hasil studi adalah tujuan wisata paling favorit, bahkan tetap menarik turis Muslim walau di bulan Ramadhan. Ketersediaan makanan halal juga dikatakan paling penting bagi para turis Muslim.
Fazal menjelaskan, Thailand dan Australia, khususnya Gold Coast, sadar akan kepentingan fasilitas dan layanan khusus bagi umat Muslim. Ini termasuk ruang khusus shalat di bandara dan hotel, restoran halal, dan bahkan spa yang sesuai aturan agama.
Menurut penelitian Crescentrating, bandara Suvarnabhumi di Bangkok adalah bandara paling 'ramah Muslim' di
negara non Muslim. Turis dari negara-negara Teluk seperti, Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab merupakan turis dengan pengeluaran terbanyak.
Sekitar 37 persen pemasukan dari turis Muslim tahun 2011 berasal dari negara-negara Teluk, walau mereka 'hanya' mewakili tiga persen populasi Muslim global.