REPUBLIKA.CO.ID, SURIAH - Berita dari seorang wartawan Belanda yang ditawan kelompok bersenjata anti-Presiden Suriah Bashar al-Assad di negara itu menunjukkan para teroris bukan warga Suriah seperti yang diklaim pemerintah Barat. Disebutkan bahwa kelompok tersebut semuanya merupakan warga asing.
Wartawan Belanda Jeroen Oerlemans dan Inggris John Cantlie dibebaskan pada Kamis (26/7) kemarin setelah ditahan sekelompok anggota 'Tentara Suriah Bebas' selama seminggu.
Oerlemans mengatakan kepada media Belanda setelah pembebasan mereka bahwa beberapa kelompok tentara antara 30 hingga 100 pasukan 'Tentara Suriah Bebas', yang menangkap dia dan rekannya saat melintasi perbatasan dari selatan timur Turki dekat perkemahan mereka, memiliki 'aksen Birmingham'.
The Sunday Telegraph melaporkan, kelompok tersebut sedikitnya terdiri dari enam orang dengan aksen Inggris termasuk satu dengan nada pidato London barat selatan.
Laporan itu juga mengatakan tidak ada warga Suriah hadir di kamp teroris di mana hampir 40 persen berbahasa Inggris sementara yang lainnya dari Pakistan, Bangladesh dan Chechnya.
Kantor Kementerian Luar Negeri Inggris telah mengumumkan mereka akan menyelidiki adanya warga Inggris di antara geng anti-Assad.
Kehadiran para teroris tersebut dituding berasal dari Inggris, AS, rezim Israel dan beberapa pemerintah daerah termasuk Qatar dan Arab Saudi, yang juga dituduh menyediakan senjata dan kekuatan untuk kelompok teror Suriah.
Berita awal tahun ini menunjukkan agen mata-mata Inggris dan Amerika memberikan dukungan intelijen penuh untuk sel teror anti-Assad. Sementara pengungkapan terpisah mengatakan Inggris menjalankan pusat operasional rahasia di beberapa lokasi di Suriah dan pelatihan teroris.