Rabu 01 Aug 2012 11:09 WIB

AS Beri Sanksi Baru Bagi Iran

Presiden Amerika Barack Obama dalam salah satu kampanyenya di Oregon, Portland, (24/7). Partai Demokrat Amerika telah menyatakan siap untuk memasukkan perkawinan sesama jenis dalam program kampanye partai secara resmi untuk pertama kalinya
Foto: Reuters
Presiden Amerika Barack Obama dalam salah satu kampanyenya di Oregon, Portland, (24/7). Partai Demokrat Amerika telah menyatakan siap untuk memasukkan perkawinan sesama jenis dalam program kampanye partai secara resmi untuk pertama kalinya

REPUBLIKA.CO.ID, -- Presiden AS Barack Obama kembali menjatuhkan sanksi baru bagi Iran. Sanski ekonomi itu menargetkan sektor ekspor minyak Iran dan satu bank di Cina serta Irak yang dituduh telah melakukan bisnis dengan Teheran.

Dalam pernyataan yang dirilis Gedung Putih, Obama mengatakan sanksi tersebut terus dilakukan untuk memaksa Teheran 'memenuhi kewajiban internasionalnya' dalam negosiasi nuklir.

"Tindakan (sanksi) ini dirancang untuk mencegah Iran membangun mekanisme pembayaran dalam transaksi perdangan minyaknya untuk menghindari sanksi yang ada," kata Obama dalam satu pernyataan.

Dia mengatakan, sanksi akan diberlakukan pada perusahaan manapun yang memiliki hubungan dengan Perusahaan Minyak Nasional Iran, Perusahaan perdagangan Natfiran atau Bank Sentral Iran atau membantu Iran membeli dolar AS atau logam mulia.

Obama juga memberlakukan sanksi pada Bank of Kunlun di Cina dan Elaf Bank Islam di Irak karena mengatur transaksi bernilai jutaan dolar dengan bank-bank Ira. Nantinya kedua Bank tersebut akan dihapus dari sistem keuangan AS.

"Amerika Serikat tetap berkomitmen untuk menyelesaikan masalah ini dengan solusi diplomatik, tetapi tanggung jawab tetap berada pada Iran dalam memenuhi kewajiban internasionalnya," katanya.

"Jika pemerintah Iran terus mempertahankan tantangannya, maka Amerika Serikat dan mitra kami akan terus meningkatkan konsekuensi," ujarnya memperingatkan.

sumber : alarabiya.net
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement