REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Kepolisian Daerah Kalimantan Barat akan mengerahkan sebanyak 2.797 personel untuk pengamanan perayaan Lebaran 2012 di 14 kabupaten/kota di provinsi ini.
"Selain sebanyak 2.797 personel dari kepolisian, kami juga dibantu 1.278 personel dari instansi lintas sektoral, seperti dari TNI, Satuan Polisi Pamong Praja, Pemuda Pancasila, dan termasuk petugas pemadam kebakaran," kata Kepala Polda Kalbar Brigadir Jenderal (Pol) Unggung Cahyono di Pontianak, Rabu.
Ia menjelaskan pengamanan Lebaran dengan sandi Operasi Ketupat 2012 itu, dilakukan selama 16 hari, dimulai dari 11 Agustus hingga 26 Agustus. "Operasi Ketupat 2012 sifatnya persuasif, dan simpatik, artinya lebih mengedepankan memberikan kenyamanan dan keamanan pada masyarakat yang akan melaksanakan Lebaran," ujarnya.
Unggung menambahkan, sebelum menggelar Operasi Ketupat 2012, terlebih dahulu Polda Kalbar bersama instansi lintas sektoral akan melakukan gelar pasukan pengamanan lebaran, 10 Agustus 2012.
Menurut dia, pada dasarnya pemerintah dan Polri akan berusaha semaksimal mungkin dalam memberikan pengamanan dan kenyamanan bagi umat Muslim yang akan melakukan mudik dan balik pada perayaan Idul Fitri.
"Saya sudah sampaikan pada kepala Kepolisian Resor untuk memberikan perhatian khusus bagi jalur-jalur yang dinilai rawan terjadi Lakalantas (kecelakaan lalu lintas, red)," ujarnya.
Seperti pada jalur Sungai Ambawang hingga Sosok yang sangat rawan terjadi Lakalantas karena banyaknya kendaraan yang melaju dengan kecepatan tinggi. "Untuk jalur Sosok hingga Sekadau jalannya banyak lubang sehingga pengendara perlu berhati-hati," ujarnya.
Sementara itu, untuk jalur mudik Idul Fitri di arah pantai utara juga padat dan rawan Lakalantas akibat mulusnya jalan sehingga banyak pengendara yang membawa kendaraannya dengan kecepatan tinggi.
Polda Kalbar akan menempatkan personel di tempat-tempat yang dinilai rawan terjadi Lakalantas guna mencegah terjadinya hal-hal di luar keinginan semua pihak. Data Ditlantas Polda Kalbar, mencatat ada sebanyak 86 titik rawan Lakalantas, dan sebanyak 79 titik rawan terjadinya bencana banjir dan longsor yang tersebar di 14 kabupaten/kota.