REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembuat tempe dan tahu terancam gulung tikar. Mereka semakin tercekik dengan harga kedelai yang semakin melangit sehingga kegiatan mereka membuat tempe semakin terhambat.
Ketua Fraksi PKB, Marwan Ja'far, mengaku prihatin dengan jeritan pengrajin tahu dan tempe terkait langkanya bahan dasar pangan kedelai.Di pasaran kedelai lokal harganya merangkat terus hampir sama dengan impor.
"Ini dapat kita temukan dengan harga yang sangat tinggi Rp 8.000 /kg yang sebenarnya saat normal harga cuma Rp. 5.000 per kilogram," jelasnya, kepada Republika Kamis (2/8).
Yang harus dilakukan adalah, pemerintah segera turun tangan menurunkan harga kedelai. Jika tidak, maka para pembuat tahu atau tempe akan gulung tikar.
Kementerian Perdagangan menyatakan kebutuhan domestik terhadap kedelai cukup tinggi antara Rp 2,5 - 3 juta ton per tahun. Sedangkan pasokan yang dapat disediakan dalam negeri yang dihasilkan hanya mencapai 700-800 ribu ton. Lebih dari 75 persen kebutuhan kedelai nasional dipasok impor.