REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU - Masakan khas yang disiapkan warga Rohingya, Myanmar, menjadi santapan para imigran dan para pejabat di Pekanbaru, Riau, dalam acara buka puasa bersama di Rumah Detensi Imigrasi setempat.
Masakan khas Rohingya tersebut terpajang diantara sejumlah masakan khas negara asal para imigran yang menghuni Rudenim Pekanbaru pada Kamis malam.
"Tidak tahu apa nama masakan itu, mungkin asal enak dan bisa dihidangkan secara bersama seperti sekarang," kata Kepala Rudenim Pekanbaru, Fritz Aritonang disela acara tersebut.
Seorang imigran warga Rohingnya, Myanmar, Sahid, mengaku memasak masakan khas tersebut bersama sejumlah rekan lainnya khusus untuk acara berbuka bersama itu. "Namanya tidak ada. Yang penting enak," kata Sahid saat ditanyai ANTARA.
Sahid merupakan satu dari lima warga Rohingya dari Myanmar penghuni Rudenim Pekanbaru saat ini. Pria ini mengaku pandai berbahasa Indonesia karena sebelumnya sempat tinggal di Malaysia dalam jangka waktu yang cukup lama. "Saya pernah di Malaysia selama enam tahun. Sejak Myanmar tak menerima kami," katanya.
Rahmadtullah, imigran warga Rohingya lainnya mengaku masakan itu merupakan masakan khas Myanmar, khususnya bagi masyarakat Rohingya. "Hanya ayam dan sedikit bumbu," katanya.
Rahmadtullah mengaku sebelumnya juga sempat tinggal di Malaysia selama lebih lima tahun. "Sehingga saya bisa sedikit bahasa Malaysia sama seperti Indonesia," katanya.
Selain masakan, warga Rohingya dalam acara tersebut sejumlah imigran lainnya juga menyajikan masakan khas asal Iran, Palestina, Afghanistan dan Irak. "Mudah-mudahan acara ini dapat berkelanjutan sehingga mampu memupuk rasa kebersamaan dan persaudaraan antara sesama imigran dan unsur masyarakat setempat," katanya.