REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Serial drama televisi Omar tercatat sebagai tayangan dengan biaya produksi termahal pada Ramadhan tahun ini.
Serial yang mengangkat kisah Umar bin Khathab ini dikabarkan berbiaya produksi per episode mencapai Rp 6 miliar.
Selain itu, serial yang dibuat oleh rumah produksi asal Dubai ini menorehkan rekor penting di dalam industri televisi Tanah Air. Rekor tersebut merujuk pada sebaran audience share yang menembus hingga 29 persen.
Angka itu menunjukkan pada durasi waktu yang sama dari seluruh tayangan televisi, serial Omar telah meraup pemirsa hingga 29 persen.
''Untuk share sebesar itu, rasanya serial Omar telah membuat rekor baru sebagai program asing pertama pada waktu sahur dengan nilai sebesar itu,'' kata Endah Hari Utari, Direktur Program dan Produksi MNCTV, kepada ROL di kampus UIN Syarief Hidayatullah Jakarta, Kamis (2/8).
Serial Omar ini tayang di layar kaca MNCTV setiap hari. Durasinya selama satu jam, dimulai dari pukul 04.00 WIB. Utari mengungkapkan dari hasil survei berkala yang dirilis oleh lembaga AC Nielsen, pemirsa terbanyaknya berusia antara 10-19 tahun.
''Biasanya kompetitor pemirsa remaja dan dewasa berusia 15 tahun plus. Tapi untuk tahun ini, ternyata hanya Omar yang berhasil menarik perhatian pemirsa anak,'' beber Utari.
Saat ini, lanjut Utari, serial Omar ditayangkan secara serentak di lima negara. Selain Indonesia, serial yang ditulis skenarionya oleh Dr Waleed Saif ini tayang juga di Turki, Qatar, Arab Saudi dan Mesir.
Utari mengaku memperoleh informasi kalau serial ini memakan biaya produksi secara total hingga Rp 200 miliar. Serialnya sendiri diproduksi hanya 30 episode. ''Artinya dengan angka seperti itu maka setiap episodenya, serial ini mencapai Rp 6 miliar,'' ujarnya.