REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON -- Presiden AS Barack Obama diam diam telah mengeluarkan surat perintah rahasia dukungan negeri Paman Sam itu kepada pemberontak Suriah untuk menggulingkan Presiden Bashar al-Assad. Berdasarkan sumber Reuters misi rahasia yang disetujui Obama awal tahun ini memungkinkan dinas intelijen AS, CIA dan agen AS lainnya untuk memberikan bantuan kepada oposisi.
Tidak dijelaskan secara perinci, aksi lebih lanjut dari perintah tersebut. Termasuk bentuk dukungan seperti apa yang diberikan oleh CIA. Hanya saja dalam beberapa kesempatan, Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mengatakan pihaknya memberikan bantuan berupa alat komunikasi dan medis kepada pemberontak, bukan senjata mematikan.
Kementerian Luar Negeri, Rabu (1/8), AS telah mengalokasikan dana sebesar 25 juta dolar AS untuk bantuan nonsenjata kepada oposisi Suriah. Bantuan tersebut mayoritas dipakai untuk perlengkapan komunikasi. AS juga telah menyiapkan anggaran sebesar 65 juta dolar AS untuk bantuan kemanusiaan, termasuk Palang Merah Internasional.
Seorang sumber di pemerintah AS mengatakan di bawah ketentuan perintah presiden, AS berkolaborasi dengan pusat komando rahasia yang dijalankan oleh Turki dan aliansinya.
Sumber di Uni Eropa mengatakan Arab dan Qatar yang selama ini menginginkan agar Assad mundur telah menyuplai senapan dan senjata antitank, seperti bazoka. Pada Selasa (31/7), NBC mengabarkan Pasukan Pembebasan Suriah (FSA) telah memperoleh bantuan senjata rudal yang dapat digunakan untuk menghancurkan helikopter militer Assad.
asilitas publik lainnya. Oposisi Suriah melaporkan sekitar 170 orang tewas di Damaskus dan Aleppo, Rabu (1/8). Secara terpisah Organisasi Pangan dan Agrikultur PBB (FAO), Kamis (2/8), mengatakan tiga juta rakyat Suriah membutuhkan bantuan makanan, gandum, dan hewan ternak, termasuk di dalamnya bibit dan pakan hewan. Hal itu berdasarkan survei yang dilakukan oleh PBB dan Pemerintah Suriah.