REPUBLIKA.CO.ID, NAIROBI -- Muslim Ethiopia menuntut pemerintah untuk tidak turut campur dalam urusan agama. Namun, tuntutan itu direspon dengan penangkapan para pemimpin komunitas muslim.
Ketua Partai Persatuan Ethiopia, yang merupakan oposisi pemerintah, Hailu Shawel, menilai tuntutan komunitas muslim tidak terlihat sebagai hal yang ilegal. Pemerintah hanya ingin mengendalikan semuanya. "Ketika mereka tidak suka, maka mereka campur tangan," papar dia seperti dikutip voanews.com, jumat (3/8).
Selama beberapa pekan terakhir, Ethiopia diguncang aksi protes atas campur tangan pemerintah dalam urusan internal komunitas muslim. Guna merendam aksi itu, pemerintah melancarkan operasi penangkapan besar-besaran.
Bulan lalu, pasukan keamanan pemerintah menyerbu Masjid Awalia di Addis Ababa, dan menangkap lebih dari 70 muslim. Di antara yang ditangkap, ketua komite yang mewakili komunitas muslim, Abubakar Ahmed, juru bicara Ahmedin Jebel dan anggota komite lainnya.
Menurut sumber informasi, seperti dikutip Onislam.net, mereka yang ditangkap dibawa ke Maikelawi. Di penjara itu, mereka beresiko disiksa atau dianiaya. Merespon tindakan pemerintah, ribuan umat Islam berkumpul di masjid Anwar guna memprotes penangkapan dan intervensi dalam urusan agama.
Komisaris Polisi Federal Workneh Gebeyehu berdalih penangkapan itu dilakukan lantaran pemerintah menangkap adanya indikasi pergerakan kelompok ekstremis. "Penyelidikan polisi mengarah kesana," ucapnya.