Sabtu 04 Aug 2012 02:03 WIB

Muslim Ethiopia Tuduh Pemerintah Kekang Umat Islam

Rep: Agung Sasongko/ Red: Dewi Mardiani
Penduduk di Ethiopia yang mengalami kekurangan pangan tengah menanti distribusi bantuan makanan
Foto: Africa24 Media/Camerapix/Mohamed Amin/Duncan Willets
Penduduk di Ethiopia yang mengalami kekurangan pangan tengah menanti distribusi bantuan makanan

REPUBLIKA.CO.ID, NAIROBI -- Muslim Ethiopia menuntut pemerintah untuk tidak turut campur dalam urusan agama. Namun, tuntutan itu direspon dengan penangkapan para pemimpin komunitas muslim.

Ketua Partai Persatuan Ethiopia, yang merupakan oposisi pemerintah, Hailu Shawel, menilai tuntutan komunitas muslim tidak terlihat sebagai hal yang ilegal. Pemerintah hanya ingin mengendalikan semuanya. "Ketika mereka tidak suka, maka mereka campur tangan," papar dia seperti dikutip voanews.com, jumat (3/8).

Selama beberapa pekan terakhir, Ethiopia diguncang aksi protes atas campur tangan pemerintah dalam urusan internal komunitas muslim. Guna merendam aksi itu, pemerintah melancarkan operasi penangkapan besar-besaran.

Bulan lalu, pasukan keamanan pemerintah menyerbu Masjid Awalia di Addis Ababa, dan menangkap lebih dari 70 muslim. Di antara yang ditangkap, ketua komite yang mewakili komunitas muslim, Abubakar Ahmed, juru bicara Ahmedin Jebel dan anggota komite lainnya.

Menurut sumber informasi, seperti dikutip Onislam.net, mereka yang ditangkap dibawa ke Maikelawi. Di penjara itu, mereka beresiko disiksa atau dianiaya. Merespon tindakan pemerintah, ribuan umat Islam berkumpul di masjid Anwar guna memprotes penangkapan dan intervensi dalam urusan agama.

Komisaris Polisi Federal Workneh Gebeyehu berdalih penangkapan itu dilakukan lantaran pemerintah menangkap adanya indikasi pergerakan kelompok ekstremis. "Penyelidikan polisi mengarah kesana," ucapnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement