REPUBLIKA.CO.ID, NAIROBI -- Pemerintah Ethiopia membantah tuduhan menekan komunitas muslim, dengan alasan berusaha memerangi ekstremisme di negara ini. "Masalahnya bukan tentang agama," kata komisaris polisi Gebeyehu. Menurutnya, pemerintah ingin menjaga perdamaian negara, jadi komunitas muslim harus memahami hal ini.
Namun, politikus Ethiopia memperingatkan tindakan keras pemerintah terhadap kaum muslim akan menyulut ekstremisme dan memikat ekstrimis asing ke negara itu. "Para internasionalis akan masuk dan menciptakan situasi yang kita lihat hari ini di banyak negara," kata Hailu.
Sementara, menurut lansiran onislam.net, Muslim Ethiopia menuduh pemerintah menjadi pihak dibalik berdirinya organisasi muslim yang disebut "Ahbash". Pemerintah Ethiopia menempatkan Ahbash yang bertanggung jawab atas urusan keagamaan umat Islam Ethiopia. Didirikan oleh ulama Ethiopia-Lebanon Sheikh Abdullah al-Harari, Ahbash dipandang oleh Barat sebagai Islam moderat.
Muslim mengatakan langkah pemerintah merupakan pelanggaran terhadap konstitusi, yang mencegah campur tangan pemerintah dalam urusan agama. Muslim juga menuduh Ahbash meluncurkan "Program indoktrinasi" di daerah mayoritas Muslim, memaksa orang untuk menghadiri kamp "pelatihan agama" atau terpaksa menghadapi interogasi polisi dan kemungkinan ditangkap.