Jumat 03 Aug 2012 16:17 WIB

Kufah, Pusat Gerakan Ilmiah Islam (2)

Rep: Heri Ruslan/ Red: Chairul Akhmad
Masjid Agung Kufah, Irak.
Foto: blogspot.com
Masjid Agung Kufah, Irak.

REPUBLIKA.CO.ID, Setelah Kufah tumbuh dan berkembang, para sahabat Rasul banyak hijrah dan bermukim di kota itu.

Beberapa sahabat Rasulullah yang bermukim di Kufah itu antara lain; Ibnu Abi Waqqash, Abu Musa, Ali bin Abi Thalib, Abdullah ibnu Mas'ud, Salman, Ammar ibnu Yasir, serta Huzaifah ibnul Yaman.

Dalam perjalanannya, Kufah menjadi pusat perkembangan ilmu pengetahuan dan ilmu agama Islam. Pada era itu, Kufah juga menjadi pusat penafsiran Alquran. Adalah Abdullah bin Mas'ud yang mengajarkan tafsir serta hadis kepada masyarakat di Kufah.

Pada abad ke-9 M, di kota itu Yahya Ibnu Abd Al-Hamid Al-Himmani mengumpulkan hadis ke dalam sebuah musnad. Saat Kekhalifahan Umayyah berkuasa, Kufah bersaing dengan kota Damaskus yang menjadi pusat pemerintahan dinasti itu.

Setelah Dinasti Umayyah digulingkan Abbasiyah, Kufah tak menjadi pusat pemerintahan. Penguasa Abbasiyah lebih memilih membangun Kota Baghdad.

Alasannya, Kufah merupakan pusat kekuatan Syiah yang juga merupakan lawan politik Abbasiyah. Meski terpinggirkan secara politik, perkembangan aktivitas peradaban terus berkembang di kota itu.

Bahkan, sejarah mencatat Kufah merupakan kota yang terkenal sebagai pusat politik, peradaban dan pusat lahirnya doktrin Syiah. Kufah juga menjadi pusat gerakan ilmiah yang besar.

Sederet ulama terlahir di Kufah antara lain; Syuraih bin Amir, Asy-Sya'bi, An-Nakhai, dan Sa'id bin Jubair. Gerakan ilmiah itu terus berkembang dan melahirkan Abu Hanifah bin Nu'man Al-Kufi atau Imam Hanafi.

Di kota itu berdiri sekolah Sunni yang terkemuka di Kufah yang didirikan Abu Hanifah. Selain itu, Imam Syiah seperti Muhammad Al-Baqir dan anaknya Jafar Al-Sadiq juga ikut memberi pengaruh di Kufah dengan hukum-hukum yang dibuatnya di Madinah.

Dalam khazanah peradaban Islam, Kufah juga terkenal dengan tulisan Arab indah yang disebut khatt kufi. Salah seorang sarjana Muslim yang mengembangkan tulisan indah kufi itu adalah Al-Qalqashandi.

Khatt Kufi merupakan turunan dari empat tulisan Arab sebelum Islam yakni Al-Hiri, Al-Anbari, Al-Makki dan Al-Madani. Penamaan 'kufic' pertama kali diungkapkan Ibnu Al-Nadim dalam Kitab Al-Fihrist.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement