REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Wisatawn Cina yang berlibur ke Bali tiap tahunnya terus meningkat. Hal ini membuat Cina menempati urutan kedua setelah Australia dari sepuluh negara terbanyak memasok turis ke Pulau Dewata.
"China yang tadinya berada pada posisi ketiga berhasil melampaui Jepang dengan memberikan kontribusi 11,44 persen dari total masyarakat internasional berliburan ke Bali," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Gede Suarsa, di Denpasar Sabtu.
Ia mengatakan, masyarakat negeri Tirai Bambu menikmati seni budaya dan panorama alam Pulau Dewata sebanyak 163.084 orang selama semester pertama 2012, meningkat 53,27 persen dibanding semester yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 106.400 orang.
Selama 2011 wisatawan China ke Bali tercatat 236.867 orang, meningkat 20,28 persen dibanding tahun sebelumnya yang hanya 196.926 orang.
Gede Suarsa menambahkan, masyarakat China yang meningkat signifikan ke Bali, berkat semakin membaiknya perekonomian negara itu, disamping adanya penerbangan langsung China-Bali.
Bali-China memiliki hubungan emosional, karena kerja sama telah terjalin baik sejak abad XII dan sisa hubungan baik itu masih diwarisi hingga sekarang antara lain kesenian, tempat suci maupun arsitektur bangunan yang bercirikan khas China.
Bahkan penggunaan uang China (pis bolong) dalam berbagai upacara keagamaan bagi umat Hindu di Bali hingga sekarang masih lestari.
Suarsa menambahkan, dari sepuluh negara terbanyak memasok turis ke Bali, seluruhnya mengalami peningkatan yang cukup signifikan, satupun tidak ada yang mengalami penurunan.
Dari segi persentase peningkatan paling tinggi adalah wisatawan Rusia 64,79 persen, menyusul China 53,27 persen, Australia 40,48 persen, Korea Selatan 40 persen, Singapura 27,59 persen, Jepang 9,16 persen dan Taiwan 9,18 persen.