REPUBLIKA.CO.ID,SAMARINDA--Korban tewas akibat ledakan LCT (Landing Craft Tank) Pertamina di Sungai Mahakam Samarinda, Kalimantan Timur, pada Jumat (3/8) bertambah jadi tiga orang.
Sabtu pagi sekitar pukul 05.30 WITA, ABK LCT Gemilang Perkasa, Lukman, yang sempat dirawat d ruang ICU Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda, akhirnya meninggal dunia.
"Korban menderita luka bakar cukup parah hingga mencapai 95 persen. Paling parah yakni luka bakar pernafasan," ungkap salah seorang dokter bedah Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda, DR. Ramelan, kepada wartawan, Sabtu.
Sementara satu korban luka lainnya yakni Daniel, Quality Control PT Pertamina yang menderita luka bakar pada bagian tangan masih menjalani perawatan intensif di ruang Gabriel Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda.
LCT Gemilang Perkasa meledak dan menewaskan dua ABK di lokasi yakni Amiruddin dan Marzuki serta melukai seorang karyawan Quality Control PT Pertamina Daniel dan Lukman ABK LCT Gemilang Perkasa pada Jumat sore sekitar pukul 15.00 Wita.
Jasad kedua ABK yang tewas yakni Amiruddin dan Marzuki langsung dievakuasi ke RSUD AW Sjahranie Samarinda sementara dua korban luka, Lukman dan Daniel dievakuasi ke Rumah Sakit Dirgahayu.
Sebelum meledak, LCT yang memuat 4200 kiloliter premium tersebut tengah melakukan bongkar muat premium atau bensin di Dermaga Khusus PT Pertamina Unit Pemasaran VI, Jalan Slamet Riyadi Samarinda.
"LCT itu tengah melakukan bongkar muat premium di Dermaga Khusus PT Pertamina Unit Pemasaran VI, Jalan Slamet Riyadi Samarinda dan sudah memindahkan 4028 kiloliter premium tetapi tiba-tiba terjadi ledakan dari ruang pompa. Api juga sempat membumbung tapi kami (Pertamina) telah melakukan proses pemadaman dengan cepat," ungkap Asisten Manajer
Eksternal Pertamina Pemasaran Kalimantan, Bambang Irianto Rabu (3/8) malam.
Prosedur bongkar muat itu sudah sesuai SOP (standard operating procedure) sehingga untuk mengetahui apakah ada unsur kelalaian atau faktor lainnya harus dilakukan penyelidikan. Sebelum terjadi ledakan, tidak ada aktivitas selain bongkar muat. LCT itu merupakan milik rekanan Pertamina, ungkap Bambang Irianto.
Hingga saat ini, polisi belum bisa memastikan penyebab ledakan LCT yang menewaskan tiga ABK tersebut. "Kami masih melakukan pemeriksaan terhadap beberapa saksi sambil menunggu hasil labfor," ungkap Kasat Reskrim Polresta Samarinda Komisaris Agus Siswanto, Sabtu sore.