REPUBLIKA.CO.ID, Kasih sayang Rasulullah kepada Umamah menarik perhatian keluarga Nabi. Tak terkecuali para istri.
Alkisah, Rasulullah mendapatkan hadiah seuntai kalung. Menurut dia, pemberian itu akan diserahkan pada sosok yang paling dicintai, tanpa menyebut nama. Misteri ini membuat segenap keluarga bertanya-tanya. Siapa gerangan? Nama Aisyah digadang-gadang.
Ternyata, sosok yang dimaksud ialah Umamah. Kalung itu akhirnya dikenakan di leher sang cucu. “Berhiaslah dengan ini, wahai putriku,” kata Rasulullah sambil membersihkan hidung Umamah yang kotor. Pilihan ini di luar dugaan para istri Nabi.
Meskipun tidak sampai dewasa bersama kakeknya, Umamah sangat beruntung mendapatkan perhatian dan kasih sayangnya. Ia menyaksikan sendiri bagaimana perangai, keseharian kakeknya yang menjadi panutan umat di dunia.
Yatim piatu
Umamah adalah dua bersaudara. Dari pernikahan Zainab binti Muhammad dengan Abul Ash Ibnu Ar-Rabi, lahir dua anak. Selain Umamah, ada saudaranya bernama Ali. Sayang, saudaranya meninggal sewaktu kecil.
Pada tahun ke-8 Hijriah, ibundanya meninggal. Ia diasuh oleh ayahnya. Tak lama kemudian ia pun menjadi yatim piatu. Ia diasuh oleh Zubair bin Awwam.
Kala dewasa, ia dipinang oleh Ali bin Abi Thalib. Peristwa itu berlangsung saat Umar bin Khathab menjabat sebagai khalifah. Zubair menikahkan kedua pasangan itu. Sebagian riwayat menyatakan keputusan Ali ini menyusul wasiat Fatimah Az-Zahra sebelum wafat.
Fatimah mengenal dekat Umamah. Ia mengetahui sifat keponakannya ini. Umamah sangat lembut, keibuan, dan sayang kepada anak-anak. Dalam keseharian pun Umamah sering terlibat mengasuh sepupunya Hasan dan Husein. Maka itu, Fatimah merasa tenang jika Umamah yang mendampingi anak-anak ketika ditinggalnya kelak.