REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Provinsi Bengkulu terancam terjadi ledakan pertumbuhan penduduk pada 2015 karena wanita usia subur akan mencapai 28 persen dari penduduk 1,8 juta jiwa.
Perkiraan pasangan usia subur pada 2015 mencapai 510.260 dari jumlah penduduk 1,8 juta jiwa, kata Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Hilaluddin Nasir, Sabtu. Ia mengatakan, hal itu bila diatasi melalui program Keluarga Berencana (KB) mulai sekarang, maka prediksi itu akan terjadi karena terdapat ibu hamil sebanyak 14,78 persen dari pasangan usia subur.
Ancaman ledakan penduduk perlu menjadi perhatian bersama, selain terdapatnya wanita usia subur mencapai 28 persen. Juga berdasarkan proyeksi itu wanita usia subur tersebut pada kelompok umur 15-49 tahun yang tentunya mempunyai masa produktif.
Dari jumlah wanita subur itu sebanyak 71,50 persen merupakan pasangan dalam usia subur. Ia menjelaskan, hasil proyeksi BKKBN terdapat sebesar 51, 732 jiwa ibu sedang hamil atau 14,78 persen dari PUS, dengan kondisi 82,51 persen kehamilan dikehendaki dan 17,49 persen kehamilan tidak dikehendaki.
Dampak kehamilan tidak dikehendaki akan mengakibatkan kelahiran yang berisiko, dimana pada tahun 2015 sebesar 29,71 persen, upaya menekan laju pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali itu, maka diperlukan strategi pengendalian dengan berbagai cakupan.
Dalam rangka pengendalian penduduk juga perlu mencakup pemenuhan kebutuhan kesehatan reproduksi laki-laki dan perempuan sepanjang siklus hidup, termasuk hak-hak reproduksinya.
Selain itu hal yang tidak kala penting diperhatikan yakni kesetaraan dan keadilan gender, pemberdayaan perempuan dan penanggulangan kekerasan berbasis gender. Bahkan tanggung jawab laki-laki terhadap kesehatan reproduksi dapat menjadi prioritas dalam pengendalian kelahiran. Sebab peran laki-laki dalam pemenuhan hak reproduksi wanita amat dominan.
Kekhawatiran terjadinya ledakan penduduk (babby boom) tampaknya bukan hanya halusinasi. Melalui proyeksi Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu pada 2010, menggambarkan hal itu dapat terjadi di daerah itu.
Angka sebanyak itu melalui proyeksi menggunakan spektrum dengan skenario Total Fertility Rate (TFR) 1,90/wanita dan pasangan usia subur sejumlah itu akan berdampak pada angka kelahiran yang tinggi, tambahnya.