Ahad 05 Aug 2012 05:11 WIB

Relawan Indonesia Untuk Rohingya Diminta Tunda Keberangkatan

Pengungsi Muslim Rohingya.
Foto: AP
Pengungsi Muslim Rohingya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal International Conference of Islamic Scholars (ICIS), KH Hasyim Muzadi meminta pemerintah Indonesia proaktif menyelamatkan etnis Muslim Rohingya yang menjadi korban kekerasan di Myanmar.

"Indonesia harus segera melakukan langkah-langkah diplomatik, baik untuk menghentikan kekerasan maupun meminta Myanmar membuka akses bagi bantuan kemanusiaan," kata Hasyim di sela acara dialog interaktif bertajuk "Rohingya Terlunta" di Sekretariat ICIS, Jakarta, Sabtu.

Mantan Ketua Umum PBNU itu mengatakan, terbukanya akses bantuan kemanusiaan bagi etnis Rohinya tidak kalah penting dari upaya penghentian aksi kekerasan terhadap mereka. "Sebab itu, saya mengimbau kepada Kementerian Luar Negeri untuk segera melakukan pembicaraan diplomatik agar memudahkan semua bantuan masuk ke Rohingya," katanya.

Hasyim mengapresiasi antusiasme masyarakat Indonesia dalam mengumpulkan bantuan bagi Muslim Rohingya, namun bantuan itu tidak akan mencapai sasaran jika pemerintah Myanmar masih menutup akses bagi masuknya bantuan tersebut.

"Membantu Muslim Rohingya itu keharusan, tapi cara yang dilakukan harus tepat," katanya.

Oleh karena itu, Hasyim menyarankan agar berbagai bantuan yang berhasil dikumpulkan, tidak dikirim dulu ke Rohingya agar tidak sia-sia.

"Saya sarankan jangan dikirim dulu karena belum tentu efektif, karena Myanmar sendiri belum tentu mau menerima bantuan asing. Sebanyak apapun bantuan, kalau pihak Myanmar menutup, ya tidak bisa sampai ke Muslim Rohingya," katanya.

Hasyim juga meminta elemen masyarakat yang hendak berangkat ke Myanmar untuk menahan diri sampai kondisi benar-benar kondusif. "Masyarakat Indonesia yang mau berangkat ke Rohingya agar menunda dulu keberangkatannya, sebelum ada akses yang bisa memungkinkan masuk ke Rohingya," tandasnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement