REPUBLIKA.CO.ID, Istana ini dibangun setelah pembangunan Taman Agdal atas perintah Alawi Syarif Moulay Abdul Rahman bin Hisham (1822-1859). Pembangunan istana itu menjadi periode kedua pembangunan Taman Agdal. Istana dan paviliun-paviliun di Taman Agdal direnovasi oleh penerus Alawi, Sidi Muhammad IV bin abdul Rahman (1859-1873). Pada abad ke-19 M, taman tersebut diperluas dan dinding dari tanah liat dibangun mengelilinginya.
Kini Taman Agdal dapat diakses untuk umum setia Jumat dan Ahad, selama beberapa jam ketika keluarga kerajaan sedang tidak berada di Dar al-Baida. Ketika keluarga kerajaan berkunjung ke taman tersebut, taman ditutup dan disiapkan untuk kerajaan. Taman Agdal tercatat sebagai situs warisan dunia UNESCO pada 1985.
Di Marrakech juga terdapat Taman Menara. Taman itu terletak di perbatasan menuju Pegunungan Atlas. Nama ‘Menara’ diambil dari paviliun yang berdiri di taman tersebut. Paviliun ini seperti piramida hijau kecil (menzeh). Paviliun tersebut dibangun selama abad ke-16 M oleh penguasa Dinasti Saadi dan direnovasi pada 1869 oleh Sultan Abdul Rahman, yang senang menghabiskan waktu di paviliun ini selama musim panas.
Empat kilometer dari Taman Agdal terdapat Jemaa al Fnaa, yaitu alun-alun yang terletak di jantung Kota Marrakech. Tidak ada yang tahu apa arti nama tempat tersebut. tidak ada pula yang mengetahui seberapa tua tempat yang dikelilingi oleh bangunan, kantor polisi dan lapangan parkir ini.
Sepanjang hari, tempat ini dipenuhi oleh pedagang yang menjajakan makanan dan minuman dengan pakaian warna-warni dan kantong air yang terbuat dari kulit dan cangkir kuningan. Di siang dan malam hari alun-alun itu semakin ramai dengan pemuda penari dari Chleuh, pesulap, dan penjual obat tradisional. Ketika malam menjelang, tempat ini semakin ramai dengan penjual makanan.