REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -— Tim Forensik RS Dr Kariyadi Semarang telah berhasil mengidentifikasi ketujuh korban tewas dalam kebakaran yang terjadi di Jalan Tirtoyoso IX, Kelurahan Rejosari, Semarang, akhir pekan kemarin. Kepala instalasi forensik RS Kariadi Semarang, Arif Rachman mengatakan identifikasi ketujuh korban kebakaran di Yayasan Pelayanan Kematian Budi Kasih ini memakan waktu cukup lama.
Ketujuh korban ini masing-masing adalah Lousiana (51 tahun), Vini (34 tahun), Gabrielle (10 bulan) dan Gio (2,5 bulan), Ramiyah (29 tahun), Tari (20 tahun) serta Desi (22 tahun). Kondisi jenazah korban yang sudah sulit dikenali lagi. “Terutama jenazah ke-tiga perawat anak yang kondisinya sudah hangus akibat tingkat kebakaran yang parah,” ungkapnya, Ahad (5/8).
Minimnya petunjuk dan keterangan keluarga, lanjut Arif, juga menjadi hambatan tersendiri bagi tim forensik. Karena pihaknya membutuhkan data dan keterangan dari keluarga untuk mencocokkannya. ”Identifikasi pun menggunakan data primer sidik jari maupun DNA dan data sekunder berupa peralatan yang masih melekat pada korban,” imbuhnya.
Sementara itu, isak tangis mewarnai jenazah ke-tiga perawat anak yang menjadi korban dalam musibah yang diduga disebabkan oleh ledakan genset pembangkit daya listrik – ini. Siti (58 tahun), ibu salah satu korban, Ramiyah terlihat syok dan beberapa kali pingsan saat menjemput jenazah putrinya di kamar mayat RS Dr Kariyadi, Semarang.
Selain jasad Ramiyah, pihak keluarga korban Desi asal Pekalongan juga telah menjemput jenazah anggota keluarga mereka. Hingga berita ini diturunkan, tinggal pihak keluarga korban Tari (20 tahun) asal Kabupaten Cilacap yang belum tiba di kamar mayat.
Tim Laboratorium Forensik Mabes Polri Cabang Semarang menyampaikan untuk mengetahui penyebab pasti kebakaran ini butuh waktu paling cepat sepekan. Saat ini tim masih menyelidiki penyebab kebakaran di rumah Yayasan Pelayanan Kematian Budi Kasih. Dari lokasi, petugas telah mengumpulkan sejumlah barang bukti untuk diteliti.