Ahad 05 Aug 2012 17:27 WIB

Subhanallah, Muslim Khasmir Lindungi Peziarah Hindu

Rep: Agung Sasongko/ Red: Heri Ruslan
Muslimah Kashmir (ilustrasi)
Foto: AP
Muslimah Kashmir (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  KASHMIR -- Konflik berkepanjangan di Kashmir tidak menghalangi hidupnya suasana toleransi beragama di wilayah itu. Buktinya, Muslim Khasmir membantu peziarah Hindu menuju kuil Amarnath, kuil suci umat Hindu di pegunungan Himalaya.

Prem Nath, 82 tahun, pertapa dari desa terpencil Rajsthan, India Utara, tak berhenti mengucapkan rasa terima kasih kepada Ali, Muslim Khasmir yang banyak membantunya menuju kuil Amarnath.

"Saya merasa bahagia, ketika datang banyak dibantu saudara Muslim. Kalau bukan karena mereka, perjalanan suci ini tidak akan berhasil," papar dia seperti dikutip Khabar South Asia, Ahad (5/8)

Seperti ribuan peziarah Hindu lain, perjalanan ke kuil Amarnath suci tidak akan mungkin terjadi tanpa bantuan saudara-saudara Muslim mereka di wilayah Anantnag, Kashmir. Peran itu sudah dilakukan sejak 1850, ketika Bota Malik menemukan kuil Amarnath.

Penemuan kuil itu, memberikan hikmah berupa jalinan persahabatan antar umat beragama.  "Sebanyak 6.000 peziarah datang. Entah apa jadinya tanpa peranan saudara muslim," kata CEO Kuil Amarnath, Navenn K Chaudhary.

Sejak kerusuhan 1990 dan 2010, pelaksanaan ziarah dilindungi Muslim Kashmir. Ali Mohammad, seorang pemilik Toko di Sonamarg, mengatakan dunia tahu di masa lalu dan sekarang warga Muslim melindungi peziarah Hindu. "Situasi apapun, kami tak segan melindungi saudara kami," kata dia.

Manav Sharma, 21 tahun, dari Delhi mengaku bersyukur dengan perlindungan yang diberikan Muslim Khasmir. Ia masing ingat konflik 2010, saat itu pamannya dilindungi Muslim Khasmir dari lemparan batu. "Tahu bahwa pamanku seorang peziarah, spontan saja, Muslim Khasmir melindunginya," kata dia.

Farooq Ahmed, 36 tahun, percaya perlindungan yang diberikan kepada peziarah akan memberikan berkah kepada dirinya dan umat Islam. "Tidak masalah bagi saya bahwa mereka beragama Hindu," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement