REPUBLIKA.CO.ID, GENNEVELLIERS-- Sekelompok Muslim Prancis menggelar aksi demo di depan Town Hall di kota Gennevelliers, akhir pekan ini. Mereka memerotes penangguhan pekerjaan empat pemuda muslim, karena berpuasa selama bulan Ramadhan.
Sebelumnya, empat pemuda muslim yang dipekerjakan dewan kota Genevelliers sebagai instruktur kamp liburan dipecat pada 20 Juli lalu. Mereka dipecat dengan alasan, puasa yang mereka lakukan selama bekerja akan membahayakan keselamatan anak-anak peserta kamp.
Para pengunjuk rasa mengatakan, ke empat pria tersebut menjadi korban Islamofobia di Prancis. Mereka menyangsikan alasan pemecatan, karena ketidakmampuan empat pemuda menangani anak-anak saat puasa.
Salah seorang aktivis, Nabil Ennazry, mengatakan, tujuan utama dilakukannnya demo untuk mendukung dan menunjukkan solidaritas untuk empat pemuda. Sementara tujuan kedua, menurutnya, untuk mengirim pesan pada masyarakat luas bahwa puasa tak bertentangan dengan profesi apa pun. " Mereka harus memahami, kami ada untuk mempromosikan perdamaian," kata Ennazry, seperti dilansir Press TV.
Pemimpin partai oposisi Union pour un Mouvement Populaire (UMP) Jean-Francois Cope mengkritik keras keputusan walikota. Namun penyelenggara keputusan mengatakan masalahnya merupakan bagian dari lanskap politik.
Sementara Asosiasi melawan Islamofobia Marwan Muhammad mengatakan, semestinya pemerintah harus lebih keras melawan front anti-agama tertentu di Prancis. "Diskriminasi terus terjadi di setiap jenis situasi. Baik dilingkungan kerja, sekolah, universitas, restoran dan kota. Islamofobia menjadi sebuah fenomena tanpa henti," kata Muhammad.
Tahun lalu, pemerintah mantan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy melarang pemakaian cadar di ruang publik di Prancis. Hal tersebut kontan memicu kemarahan di kalangan masyarakat Muslim.