REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO - Sejumlah pria bersenjata menyerang pos polisi Sinai, Ahad (6/8). Sedikitnya 16 polisi Mesir tewas dan tujuh lainnya terluka dalam serangan itu. Serangan itu terjadi saat matahari terbenam di kota perbatasan Rafah, ketika para tentara tengah berbuka puasa.
Juru bicara pemerintah Israel, Ofir Gendelman, mengatakan dalam akun Twitter-nya bahwa tujuh gerilyawan tewas dalam peristiwa itu; empat orang di sisi Israel dan tiga lainnya di sisi Mesir. Para militan yang dilaporkan menggunakan tiga mobil SUV juga menyita dua buah tank tentara di sebuah pos pemeriksaan sebelum menyerbu perbatasan.
Pesawat Israel meledakkan salah satu kendaraan itu dan melumpuhkan satu lainnya. Sedangkan salah satu kendaraan lapis baja yang disita gerilyawan ditemukan telah ditinggalkan di dekat perbatasan.
Televisi pemerintah Mesir dan pejabat militer Israel menuding sekelompok militan Islam bertanggung jawab atas serangan itu. Peristiwa itu menjadi masalah keamanan pertama yang dihadapi Presiden Mesir yang baru, Muhammad Mursi. Menyusul serangan tersebut, Mursi mengadakan pertemuan darurat dengan para pemimpin militer dan keamanan Mesir.
Dalam sebuah pernyataan dari kantor presiden, Mursi menyampaikan belasungkawa dan mengecam serangan tersebut. "Mereka yang melakukan kejahatan ini akan membayar mahal," kata Mursi dalam pernyataan itu.