Senin 06 Aug 2012 17:57 WIB

Diundang Raja, Presiden Ahmadinejad Hadiri KTT di Saudi

Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad
Foto: Vahid Salemi/AP
Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN --Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad akan menghadiri pertemuan puncak luar biasa pemimpin Muslim di kota suci Mekkah pada pekan depan.  Kehadiran Presiden Iran atas undangan raja Saudi, kata pembantunya pada Senin (6/8).

Ahmadinejad akan menghadiri pertemuan puncak "untuk membahas pembangunan di negara Muslim", kata Mohammad Reza Forqani, kepala urusan internasional kantor presiden kepada kantor berita resmi IRNA.

Forqani mengatakan, KTT dua hari itu akan dimulai pada 14 Agustus. Arab Saudi bulan lalu menyerukan pertemuan puncak dengan tujuan "mempersatukan peringkat" negara-negara Muslim.

Arab Saudi adalah markas besar badan pan-Muslim, Organisasi Kerja Sama Islam, yang beranggotakan 57 negara, di kota Laut Merah Jeddah.

Raja Abdullah mengundang Ahmadinejad, kata kantor berita resmi Saudi SPA pada Ahad, meskipun ada ketegangan antara kerajaan yang didominasi Sunni itu dengan Republik Islam yang didominasi Syiah.

Pada akhir 2011, Amerika Serikat menuduh satu komplotan warga Iran untuk membunuh duta besar Saudi di Washington yang membuat marah Riyadh. Teheran membantah terlibat rencana itu.

Kedua negara kuat di kawasan itu juga telah gagal untuk menemukan landasan bersama mengenai pemberontakan di Bahrain dan Suriah, masing-masing sekutu Saudi dan Iran.

Di Bahrain, Iran mengatakan secara moral mendukung gerakan protes yang dipimpin Syiah yang membuat Arab Saudi mengirimkan pasukan untuk menumpasnya tahun lalu.

Di Suriah, kerajaan telah menyerukan pemberontak dipersenjatai untuk menghadapi rezim Presiden Bashar al-Assad, sekutu Iran paling setia di wilayah itu.

Kemudian peningkatan besar produksi minyak Saudi di pasar pada saat sanksi Barat menghambat ekspor minyak mentah Iran, juga membuat marah Teheran.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement