REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO - Tentara Mesir berjanji membalas dendam kematian 16 penjaga perbatasan dalam serangan hari sebelumnya di dekat pos perbatasan dengan Israel. Pernyataan mereka disiarkan kantor berita MENA, "Kami bersumpah atas nama Tuhan akan membalaskan dendam mereka."
Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata (SCAF), sebelumnya menyatakan, "Mesir tidak akan perlu menunggu lama sebelum mereka melihat reaksi serangan teroris ini." "Siapa pun penghubung kelompok-kelompok yang telah menyerang pasukan kita di Sinai dalam beberapa bulan terakhir, akan membayar mahal, baik di Mesir atau di luar negeri," katanya.
Presiden Mohammed Mursi, pada Ahad malam bersumpah akan meningkatkan kehadiran pasukan keamanan Mesir dan merebut kembali kendali Sinai setelah orang-orang bersenjata menyerang pos perbatasan dengan Israel, yang menewaskan 16 penjaga perbatasan.
Mereka kemudian menyeberang ke negara Yahudi dalam satu kendaraan lapis baja. Israel kemudian mengatakan lima orang bersenjata itu tewas dalam serangan tank-tank dan helikopter. Di bawah perjanjian perdamaian 1979 dengan Israel, Mesir harus memiliki kehadiran militer terbatas di daerah tersebut.
Juru bicara utama militer Israel, Yoav Mordechai, mengatakan kepada radio militer, Senin, orang-orang bersenjata itu "anggota jihad global yang berbasis di Sinai, yang telah menjadi rumah kaca untuk terorisme dunia karena kontrol lemah Kairo.
Mursi pada Ahad telah memberikan "instruksi yang jelas" bahwa Mesir harus mengambil alih "penuh kontrol atas Sinai" setelah situasi keamanan memburuk setelah pemecatan orang kuat berkuasa lama Hosni Mubarak tahun lalu.